Catatan Seminar Kesehatan Batamindo 2011

Bulan November awal, tepatnya tanggal 5 November 2011 Community Development Department PT Tunaskarya Indoswatsa melaksanakan agenda seminar kesehatan. Pembicara terdiri atas dr. Elsa Pontuluran dari Badan Kependudukan dan KB Nasional (dulu bernama BKKBN), Wenny Nur Anisa, S.Psi, M.Psi Manager Rekruitment PT Tunaskarya Indoswasta dan dr. Adam Herman dari BIP Klinik. Materi yang dibawakan terdiri atas Prilaku Seks dan Konsekuensinya, Penyakit TBC dibawakan oleh dr. Adam Herman dan Masalah Pemuda dan Bahaya Sex Bebas dalam Perspektif Psikologis.

Saat diskusi dengan staf YMKK (Yayasan Mitra Kesehatan Keluarga) Tarmizi terungkap data bahwa di Batam pengidap HIV AIDS sejak tahun 1992 hingga 2011 sudah ada 1.992 orang. Pada tahun 2011 terdapat 336 orang penderita HIV AIDS. Laki laki ada 140 orang dan perempuan ada 196 orang. Yang meninggal dunia ada 52 orang.

dr. Elsa mengatakan bahwa HIV adalah virus yang menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak sanggup melawan kuman penyakit (inveksi) sedangkan AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit akibat menurunkan kekebalan tubuh. Salah satu penyebab timbulnya HIV AIDS adalah melalui sex bebas. Selain dampak penyakit seperti di atas, penyakit lain yang bisa timbul dari pergaulan sex bebas adalah penyakit menular sexual (penyakit kelamin seperti kencing nanah, raja singa).

Wenny Nur Annisa selaku pembicara sesi ke- dua menyampaikan kepada peserta seminar yang umumnya masih berusia muda kiat kiat menghadapi masalah sehubungan dengan masa transisi. Pembicara terkahir adalah dr. Adam Herman melengkapi seminar dengan informasi seputar penyakit TBC.

Seminar kesehatan ini diikuti sekitar seratus peserta dari perwakilan perusahaan dan unit kegiatan yang ada di Kawasan Industri Batamindo.

Tahun 2011 adalah tahun dimana ada dua peristiwa penting yang memperkuat penilaian keberhasilan pembangunan dengan melibatkan penyakit tak menular (Non –Communicable Diseases) dalam indikator kesehatan. Satu, adalah pertemuan tingkat tinggi Majelis Umum PBB tentang Non-Commucable Diseases (NCDs) pada bulan September 2011 di New York. Kedua adalah Determinan Sosial Kesehatan pada Oktober 2011 di Rio de Jenario Brasil. Isu penyakit tidak menular selain HIV AIDS telah menjadi perhatian karena dampak hebat yang ditimbulkan terhadap kesejahtaraan suatu bangsa.

HIV AIDS dan penyakit tidak menular termasuk di dalamnya penyakit degenaratif (serangan jantung, stroke, kanker, diabetes, penyakit pernapasan kronis) dipandang akan mendatangkan beban baru dan tantangan berat di berbagai negara. NCDs menyebabkan kematian 63 persen dari kematian global.

Di satu sisi perjuangan memberantas melawan HIV AIDS dan TBC serta Malaria masih berlangsung. Upaya penanggulangan penyakit ini juga menyedot anggaran negara. Menyedot perhatian pekerja kesehatan dan relawan yang berada di Yayasan atau NGO Kesehatan di seluruh belahan dunia. Target penanggulangan penyakit ini diharapkan kelar pada tahun 2015 sesuai target MDGs (Millenium Development Goals).

Rasanya upaya melawan dan menanggulangi HIV AIDS, TBC dan Malaria sulit kelar, padahal tahun 2015 makin dekat. Sejauh ini hasil yang diperoleh belum menandakan tanda tanda keberhasilan karena jumlah penderita HIV AIDS bukannya menurun. Sedangkan di satu sisi pemerintah akan diberi target baru berupa penanggulangan penyakit tak menular (NCDs) yang juga membutuhkan banyak anggaran. So what.

PT SIIX Pemenang Green Award IQC Convention BIC 2011

Setelah berjuang di IQC Convention BIC 2011 tim Fortune dari PT SIIX akhirnya keluar sebagai juara kategori hijau (Green Award). Penulis menemui tim ini di sela sela pekerjaan di PT SIIX. Ada dua anggota tim yang menyediakan waktu untuk berbincang bincang dengan Etos mengenai keberhasilan mereka.

Meski baru bergabung dua tahun terakhir dalam convention , tepatnya sejak tahun 2010, PT Siix berhasil mendapatkan award kategori Green. Junaedi anggota tim Fortune mengatakan bahwa keikutsertaan mereka hingga mendapatkan pemenang kategori green adalah sangat suprise. Kami tidak menyangka akan mendapatkan hadiah karena keikutsertaan tim Fortune tidak disertai target tinggi.

Junaedi mengatakan bahwa dukungan Management sangat luar biasa terhadap tim QCC di PT SIIX. Support Mr. Tetsuo Nakai selaku Presiden Direktur sangat baiki. Beliau rajin memberi motivasi kepada anak anak. Saat latihan presentasi hingga lomba di Pacifik Palace Hotel beliau selalu hadir.

Tim Fortune PT SIIX berasal dari lintas departmen dan lintas jabatan. Anggota tim terdiri atas supervisor, leader hingga operator. Kami selalu menenakan kebersamaan saat pertemuan QCC berlangsung, tidak ada yang merasa atasan atau bahawan. Pertemuan QCC berlangsung penuh kekeluargaan. Itu mungkin salah satu rahasia kemenangan kami. Adanya keterbukaan dan persamaan membuat ide ide berjalan lancar, kata Junaedi.

Junaedi mengatakan bahwa PT SIIX selama ini sudah aktif dalam membudayakan prinsip Kaizen yang mirip dengan QCC. Karena itu tim Fortune tidak ada persiapan khusus seperti ikut pelatihan QCC. Apa yang ada dalam Kaizen dikembangkan sesuai dengan format laporan QCC yang dipersyaratkan oleh panitia pelaksana. Kesulitan kami ada saat menyesuaikan format laporan. Dalam kaizen kami terbiasa menjalanakan prinsip 5S, Sistem Saran dan Quality Circle.

Namun demikian Tim Fortune terus mendapat dukungan dari atasan. Belajar tiada henti menjadi modal kami. Di tempat kami, ada kebiasaan untuk melakukan presentasi sekali sebulan.

Yang menarik disampaikan oleh Junaedi dan Rudi anggota Tim Fortune saat memilih tema masalah seputar scrap material didasari atas tingginya scrap di PT Siix. Dari sanalah tim QCC melakukan brainstorming. Scrap kalau dibuang akan sia sia. Dari sana ada pemikiran untuk di daur ulang. Scrap lalu diolah lagi untuk keperluan mechanical part khususnya untuk bahan training untuk karyawan baru. Kalau memakai parth yang baru membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di samping itu scrap juga diolah menjadi jigg equipment. Selama ini jigg diperoleh dari suplier, padahal mengolah jigg simple. Rekan rekan memikirkan cara mengolah scrap menjadi jigg ternyata bisa.

Di PT Siix, pimpinan selalu menekankan pentingnya menjada prinsip Kaizen. Peduli pada lingkungan yang bersih. Saat ini kegiatan bersih bersih dalam konsep gotong royong malah dihidupkan. Pada saat acara gotong royong berlangsung tidak hanya sekadar membersihkan sampah namun juga sebagai sarana interaksi antara pekerja dengan atasan. Ternyata kegiatan ini dapat meningkatkan forum komunikasi atasan dan bawahan sekaligus menciptakan kebersamaan. Kegiatan membersihkan sampah tidak hanya dilakukan di dalam area pabrik. Pembersihan sampah juga dilakukan hingga di luar pabrik. Selamat.

IQC Convention BIC 2011

PT Batamindo Investment Cakrawala menyelenggarakan IQC Convention Award Ceremony yang ke 14. Penyerahan Award diserahkan di Hotel Pasific Palace pada tanggal 14 November 2011. Ada 12 perusahaan yang terlibat dalam acara tersebut. Terdiri atas 37 tim.

Perusahaan yang terlibat convention terdiri atas PT BIC, PT PCI, PT Epson, PT SIIX, PT Yokogawa, PT Infineon, PT Unisem, PT NOK Asia Batam, PT Ciba Vision, PT Panasonic Shikoku Electronic Device Batam , PT Xenon Technologi, PT Exelitas Technology Indonesia.

Penjurian dilalkukan pada tanggal 20 Oktober 2011. Jury IQC kali ini ada 15 orang. Berasal dari PT BIC (Jacob Oreth), PT Southlink (Hasibuan), PT Xenon Technology ( Alfian dan Safruddin dan Ari), PT Unisem (Yakin Rahmat), PT Infineon (Yanti Ramadani), PT PSECB (Firdaus dan H. Purba), PT Ciba Vision (Yohannes dan Imam Santoso) dan PT Exelitas Technology Batam (Harianto dan Siti Hartina).

Ketua Panitia IQC Convention BIC 2011 adalah Rahmat Thamrin. Dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan QCC dari keseluruhan tim yang terlibat berhasil melakukan penghematan sebesar S$ 3. 138.484,75. Kategori pemenang terdiri 1 sebagai new comer, 4 tim pemenang kategori perunggu (Bronze), 16 tim kategori perak (silver), 15 tim mendapatkan kategori pemenang emas (Gold) . Ada 1 tim yang mendapatkan kategori outstanding. Selain itu juga ditetapkan tim terbaik kategori 3R dan Perusahaan terbaik.

Perusahaan yang menjadi kategori terbaik dalam IQC Convention Award kali ini adalah PT Yokogawa. Tim dari Yokogawa yang ikut sebanyak sebelas. Ada 9 tim yang mendapat kategori silver dan dua tim dapat gold. Perusahaan yang mendapat kategori Green adalah PT SIIX (Tim Fortune ). Tim Fortune berhasil melakuka penghematan sebesar S$ 10.886 dan perusahaan yang mendapatkan kategori outstanding adalah PT Xenon Technology (Tim Prime). Tim ini berhasil melakukan penghematan sebesar S$ 296.875,08

CSR Bukan Hanya Tanggung Jawab Perusahaan

Belakangan ini pembaca sering disuguhkan topik masalah CSR. Perda CSR adalah pembahasan yang menimbulkan polemik di masyarakat. Sehubungan dengan itu saya tertarik mengulas CSR dari sisi yang lain. Tentunya CSR yang saya maksud adalah yang berpedoman pada CSR ISO 26000. Perjalanan ISO 26000 cukup berliku, ada pembahasan si sejumlah negara selama rentang waktu yang panjang. Draft ISO 26000 selesai pada tahun 2009, lalu diimplementasikan pada tahun 2010.

Ruang lingkup CSR ISO 26000 sesungguhkan mencakup 7 bidang yakni : Tata Kelola Perusahaan, Hak Asasi Manusia, Praktek Perburuhan, Lingkungan , Praktek Operasional yang adil, Isu Konsumen, Keterlibatan masyarakat dan pengembangannya. Pelaku CSR yang kini hanya bergelut di bidang pengembangan masyarakat melalui program charity hanyalah salah satu bagian dari Keterlibatan masyarakat dan pengembangannya.
Ketika pemerintah mengajukan usulan Perda tentang CSR saya tidak terkejut bila pemerintah hanya melihat dari sisi kewajiban perusahaan mengalokasikan dana CSR. Kenapa? Karena paradigma yang dipakai selama ini adalah praktek CSR yang dibungkus pada kegiatan Charity, bukan CSR ISO 26000.

Kita tahu bersama jauh hari sebelum ISO 26000 hadir, sejak tahun 1990 an sudah ada perusahaan di Batam yang melaksanan praktek CSR (aspek pendekatan adalah pengembangan masyarakat ) . Sedangkan CSR ISO 26000 baru selesai draftnya tahun 2009 dan diimplementasikan pada tahun 2010. Ketika terjadi landasan berpikir CSR yang berbeda di lapangan itu adalah wajar.

Saya coba berdiskusi dengan teman- teman tentang polemik Perda CSR yang hangat dibahas saat ini. Saya hanya melihat dari sisi standarisasi penerapan CSR secara menyeluruh di dunia yang sudah dikemas dalam CSR ISO 26000. Saya sangat setuju kalau CSR ISO 26000 diterapkan. Alasan saya sederhana. Kalau CSR ISO 26000 diterapkan di masyarakat kita akan (semoga) merasakan banyak manfaat, diantaranya akan memajukan dunia usaha, meningkatkan image positif perusahaan, lingkungan hidup terpelihara, hak asami manusia ditegakkan, hubungan industrial yang harmonis dijalankan, menjauhi praktek korupsi nepotieme dan kolusi, menghindari penyogokan, menghindari kartel dan monopoli. Masyarakat dilibatkan dan dikembangan dari segi kemandirian, pendidika, kesehatan, dan teknologi. Bukankan ini sangat berguna dan ideal.

Kalau kita bahas ketujuh ruang lingkup CSR ISO 26000 kita akan melihat bidang tanggungjawab yang tidak hanya jadi urusan perusahaan saja, tapi menjadi tanggungjawab semua orang. Dari sisi Tata kelola Perusahaan. Ada prinsip dasar yang menjadi pedoman yakni Transparansi (keterbukaan informasi), Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian, Kesetaraan dan Kewajaran. Dari sisi Hak asasi manusia ditegakkan maka tidak ada lagi perlakuan diskriminasi upah pekerja wanita dan pria, diskriminasi pekerjaan pekerja wanita dan pria, diskriminasi terhadap pekerjaan terhadap orang cacat. Dari sisi Praktek perburuhan maka jaminan sosial pekerja wajib diberikan, upah tidak boleh dibawah standar UMK, Ada perjanjian kerja yang mengikat antara pekerja dan pengusaha.

Dari sisi Lingkungan, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan (tanggungjawab) yakni menjaga kelestarian hutan, megurangi pemakaian energi fosil, mengurangi pemanasan global, mencegah polusi. Menggunakan sumber daya yang berkelanjutan, mitigasi dan perusabahn terhadap perubahan iklmim, perlindungan dan pemulihan lingkungan .

Dari segi Praktek operasional yang adil tanggungjawab kita adalah anti korupsi, keterlibatan yang bertanggungjawab dalam politik, kompetisi yang adil.
Dari sisi Konsumen, tanggungjawab kita adalah melakukan praktek pemasaran, informasi dan kontrak yang adil. Bertanggungjawab terhadap kesadaran dan keselamatan konsumen, bertanggungjawab terhadap konsumsi yang berkelanjutan, menjaga data dan privasi konsumenh.

Dari segi tanggungjawab terhadap keterlibatan masyarakat dan pengembangannya adalah melibatkan dan mengembangankan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, pengembangan teknologi, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan hingga peningkatan kapasitas masyarakat.
Ruang lingkup yang diperlihatkan di atas dari ketujuh bidang hanyalah acuan pelaksanaan, bukan harga mati harus sama dengan pedoman yang ada dalam CSR ISO 2600 karena tiap tiap daerah dan negara yang mengacu pada CSR ISO 26000 memiliki latar belakang budaya, sosial dan lingkungan yang berbeda. Sekali lagi ISO 26000 hanyalah pedoman.

Pertanyaan sekarang apakah CSR harus diukur dari sisi Dana? Jawabnya tentu tidak. Karena kalau melihat CSR dari sisi pengalokasian dana semata yang digunakan pada aspek keterlibatan dan pengembangan masyarakat lalu bagaimana dengan keenam ruang lingkup CSR ISO 26000 lainnya.

Tidak semua aspek yang ada dalam CSR ISO 26000 tersebut diselesaikan dengan dana tetapi yang dibutuhkan adalah etika dan komitmen. Bisa terjadi praktek yang berlawanan, kalau kita melihat CSR hanya dari sisi dana, misalnya di satu sisi ada perusahaan yang setia membawar dana CSR namun di satu sisi perusahaan tersebut aktif melakukan sogokan untuk memuluskan proyek mereka. Atau sang perusahaan aktif membayar dana CSR namun upah karyawannya sendiri di bawah UMK. Kemudian perusahaan tersebut dikatakan sebagai perusahaan yang peduli CSR dan mendapat penghargaan lalu dimuat di media massa.

CSR sesuangguhnya bukan pencitraan perusahaan. CSR juga bukan tentang ceremony. CSR bukan masalah pengalokasian dana. Ada kontradiksi dimana sejumlah perusahaan di Indonesia dikatakan berprestasi dalam menjalankan CSR sedangkan disisi lain berdasarkan data akurat pengusaha Indonesia yang melakukan bisnis di luar negeri dikenal sebagai tukang sogok.

Melihat dari kondisi tersebut sebaiknya pelaksanaan CSR bukan lagi jadi tanggungjawab perusahaan semata tapi menjadi tanggungjawab semua pihak. Kenapa saya katakan demikian karena CSR ISO 26000 kalau diaplikasikan sebetulnya tergantung etika dan komitmen kita kok. Misalnya komitmen tidak melakukan korupsi, sogokan, monopoli usaha, pencemaran atau konsumsi energi fosil secara berlebihan.

Kita harusnya malu saat bangsa Indonesia masuk rangking empat dari bawah sebagai negara tukang sogok tingkat dunia setelah China, Rusia dan Meksiko. Indonesia harusnya malu karena korupsi berada pada tangking 47 dari 66 negara. Dengan adanya implementasi CSR ISO 26000 maka korupsi adalah musuh utama perusahaan. Nah urusan perlawanan terhadap korupsi bukan hanya tugas perusahaan tapi tugas semua orang. Begitu pun pada aspek penghematan sumber daya alam berbasis fosil (minyak , gas, batu bara). Sesuai CSR ISO 26000 urusan lingkungan hidup adalah salah satu bidang yang harus rawat. Perusahaan tentunya berusaha melakukan penghematan misalnya mengganti lampu pijar dengan lampu hemat energi. Perushaan tambang bertanggungjawab melakukan recovery terhadap lahan yang sudah ditambang menjadi lahan yang terpelihara keseimbangan ekosistemnya. Tugas menjaga lingkungan bukan hanya milik perusahaan tapi juga tanggungjawab semua pihak.

Saya menyarankan kepada Regulator, kalau mau buat Perda yang berhubungan dengan CSR mungkin bisa membuat Perda dari salah satu ruang lingkup CSR ISO 26000, mislanya Perda dari sisi lingkungan hidup. Memberi penekanan pada penghematan sumber daya. Misalnya Perda larangan menggunakan lampu pijar yang boros energi listrik. Perda Larangan menggunakan energi listrik berbasis fosil untuk lampu penerangan dengan menggunakan energi matahari, panas bumi, atau energi angin. Berdasarkan data, cadangan Minyak Indonesia habis dalam 12 tahun mendatang. Cadangan minyak Indonesia saat tersisa 3,8 miliar barel. Kalau diambil 900 ribu barel per hari, 12 tahun kemudian cadangan tersebut akan habis.

Di China ada Walikota Xia bernama Shi Zhengrong, dia adalah pemimpin dalam pembuatan sel surya fotovoltaik silikon yang mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Belajarlah sampai ke Negeri China.