Landscape

Landscape. Oil painting. Artis M. Rusli

Mercusuar

Mercusuar. Oil Painting. Artis M. Rusli.

Save Palestine.

Save Palestine. Oil Painting. Artis. M. Rusli.

City

City. Oil Painting. Artis. M. Rusli.

Kuburan Batu Tana Toraja

Kuburan Batu Tana Toraja. Oil Painting. Artis M. Rusli.

Alone

Alone. Oil Painting. Artis M. Rusli

Beno dan Nenek (Part 10)

Tulisan Fiksi

Beno  senang  dapat tumpangan  mobil pengangkut  pasir.  Tujuan Beno adalah  Muntilan. Ia  pernah mendengar  kalau Bapaknya  pernah bekerja  di sana. Kalau  pun tidak  ketemu Bapak, Beno  memilih  tempat  pelarian ke  pasar.  Di pasar  banyak  yang bisa Beno lakukan. Minimal  jadi  buruh angkut,  tukang  bersih  pasar   atau  juru parkir.  Beno  berpikir keras  bagaimana  bisa punya  penghasilan  agar bisa  beli makan.  Kalau  kerja serabutan  di pasar  gagal, Beno  punya plan ke dua  yaitu  jadi  pengamen.  Pilihan terakhir  menjadi manusia  silver  atau  pengemis  di lampu merah.

Mobil  pengangkut  pasir  berhenti  di  Gerbang Samudra Raksa,  perbatasan Kulonprogo  dan Magelang. Lokasi ini  jadi  pilihan wisatawan  usai mengunjungi  Candi Borobudur.   Pembanguna kompleks  Gerbang Samudra Raksa  masih  berlanjut.  Membutuhkan  material  pasir, batu kali, semen. 

Beno  ikut membantu  menurunkan  pasir dari mobil. Keringat Beno bercucuran. Sinar  mentari  membuat  butiran   keringat meleleh di  punggung  dan wajah Beno. Pak Supir  senang  kala Beno  ikut membantu menurunkan pasir  dari  bak mobil.  Beno  membalas kebaikan  pak Supir karena   mendapat tumpangan gratis.  Pak Supir  memberi  uang   lelah  sebanyak  sepuluh ribu  rupiah  ke Beno karena membantu menurunkan pasir  dari bak mobil. Selesai menurunkan  pasir,   Beno diantar ke  Muntilan.

Di Pasar  Muntilan  Beno  numpang tidur  dan  membantu  marbot   di mushola. Beberapa hari kemudian Beno   jadi  buruh angkut di Pasar.  Beno  disenangi  pedagang dan pengunjung pasar karena  tidak  mematok jasa  mengangkat  barang. Sukarela.    Tergantung  keihklasan  pengguna jasa. Beno  senang.  Uang dari  buruh angkut  barang   lebih dari cukup. Beno  displin  menabung.

Beno  tidak hanya dapat  uang dari  pengunjung  pasar yang menggunakan tenaganya. Beberapa  pengunjung  memberi makanan ke Beno.  Beno  cekatan membantu  para  pengunjung pasar.  Jasa Beno  tidak  butuh banyak skill,   hanya  tenaga  saja. Di pasar  jasa  seperti  porter   masih   dibutuhkan. Tidak banyak orang  yang mau menekuninya.  Beno tidak memasang tarif  angkut.  Sukarela.  Bahkan  tidak di bayar pun  Beno mau  membantu  ibu ibu  mengangkut  barangnya  ke  parkiran.  Beno   sudah bersyukur  karena  pasar  bisa memberinya kehidupan.

Beno  tidak lagi  tidur   di mushola  Pasar.  Namun  masih bantu  menjaga kebersihan Mushola.   Beno   numpang  tidur pada  sebuah toko  yang sudah kosong,   yang  tidak digunakan  lagi.   Lumayan bersih  namun tidak ada lampu penerang.  Aliran listriknya sudah putus. Beno mengandalkan   lilin  untuk penerangan kalau malam hari. Beno  tidur  di lantai  beralaskan  karton.  Mandi  di toilet umum  pasar.Kadang mandi di toilet  Mushola,   Beno tidak takut  kelaparan  dan Kehujanan.

Mental Beno  perlahan  berubah. Ia  merasa seperti lelaki dewasa  yang memikirkan  kehidupan  jangka panjang.   Beno   berpikir  bagaimana bisa  survive  dengan menolong orang lain. Ia  selalu  ingat nasehat Nenek.  Untuk menjadi orang besar maka  bantulah orang lain.  Kalau  ingin  jadi orang besar  bantulah orang lain menjadi besar.  Kalau ingin  menjadi kaya  maka bantulah orang lain menjadi kaya.  Nasehat sederhana itu ternyata  terbukti.  Ketika Beno membantu orang lain secara  ihklas  ada saja  rejeki yang Beno  peroleh. Ada yang memberi  uang,  makanan  dan pakaian.  Beno  sangat senang.

Beno berusaha  baik  pada pengunjung  pasar.  Tak memilih,   siapa pun  yang minta tolong  akan berusaha Beno  bantu.

Termasuk ketika ada  lelaki  tinggi kurus  dan bertato   yang  Beno tak kenal  menitipkan  barangnya.  Pemuda tersebut meminta tolong  ke Beno   menitipkan sebuah  bungkusan  plastik hitam. 

Tanpa curiga sedikit pun Beno  menerima  bungkusan platik tersebut  dan menyimpannya  di  toko kosong tempat Beno  numpang  tidur.  Lelaki  tersebut  memberi  uang  100  ribu  ke Beno  agar menjaga  bungkusan tersebut  dengan hati hati.  Beno  surprise karena mendapat rejeki. Uang 100 ribu rupiah  sangat  besar  bagi Beno.  Lelaki  tersebut  minta Beno  tidak membuka bungkusan tersebut. Beno patuh.  Beno membawa bungkusan tersebut  ke  tempatnya.  Beno menyimpannya   dengan penuh tanggungjawab.

Lelaki tersebut  berjanji akan datang  seminggu kemudian  mengambil barang   titipannya.  Lelaki  tersebut  menggunakan  kaca mata hitam. Perawakannya  tinggi  kurus.  Ada tato  di lengan  dan lehernya. 

****

Seminggu  kemudian, saat  Beno asik menyantap makanan nasi bungkus,  Lelaki yang  tempo hari  menitip  bungkusan Hitam  datang.   Ia  meminta  bungkusan itu Ke Beno.  Lelaki kurus tinggi itu tampak tergesa gesa dan gugup.

“Apa kabarnya Dek,” kata  lelaki  tinggi kurus  ke Beno.

“Baik  sehat  mas.”   Jawab Beno singkat. Beno  berhenti makan  dan mencuci tangannya dengan air mineral. 

Sembari meminta  bungkusan hitam  ke Beno, Lelaki tinggi kurus tersebut  mengamati sekeliling pasar. Matanya  waspada  melihat ke  segala penjuru  arah.  Saat  ia  menerima bungkusan hitam  dari Beno,  tiba  tiba  ada  empat  lelaki  berpakaian preman mendekat  dan menangkapnya.  Bungkusan hitam tersebut  di sita keempat lelaki  berpakaian preman.

Lelaki  tinggi kurus  tak menyanga kalau  telah  diintai  dan diawasi  pihak  berwajib.  Lelaki  kurus  dan tinggi itu   langsung menyergap   dan  memeluk Beno sambil menodongkan pisau ke  leher  Beno.  Beno kaget. Beno  berontak  berusaha melepaskan diri.   Kekuatan lelaki tinggi kurus  membuat  Beno tidak  bisa berbuat  banyak.  Todongan  pisau  yang sangat tajam  membuat  jantung Beno berdetak kencang.  Keringat dingin mengalir  dari pipi Beno.  Salah gerak  bisa  melukai leher  Beno.

Keempat  pria  berpakaian preman  yang  meruapakan anggota   Polisi,    telah  mengejar  komplotan  pengedar  barkoba   meminta  pengunjung  pasar  untuk menjauh.  Agar, memudahkan proses penangkapan. Pengunjung  pasar   patuh  dan  menyaksikan dari jarak jauh.

Polisi meminta  si Lelaki  tinggi kurus  untuk  menyerah. Polisi  mengeluarkan  pistol  dan  senapan   yang  diarahkan  ke  pengedar  obat  terlarang.  Negosiasi berlangsung alot.  Beno  jadi Sandra.  Polisi  berhati  hati agar  Beno  tidak  cedera  atau luka  dan  juga  waspada  agar  Lelaki pengedar obat terlarang tersebut  tidak kabur. Beno  ciut manakala  pisau itu  nempel  di lehernya.  Kilatan warna  putih  memantul dari pisau  saat  terkena  cahaya matahari.  Beno tak berani berontak.

Beno disandera  selama  dua   jam.  Saat lengah,  Beno  menggigit  tangan  si  lelaki tinggi kurus.  Pisau   yang  tadinya  menempel di leher  Beno  terlepas.  Seorang satpam   pasar  yang  ikut membantu  polisi   membantu   melindungi  Beno. Pisau   yang   terjatuh   di tendang  Beno  menjauh dari arah  lelaki tinggi kurus tersebut.  Saat Beno  berhasil  melepaskan  diri,  Polisi melepaskan tembakan  untuk melumpuhkan. Polisi  menembak  kaki  si  lelaki tinggi kurus tersebut.  Lelaki itu  di lumpuhkan  dengan  timah  panas. Anggota  komplotan pengedar  narkoba  itu  tersungkur  ke  lantai.   Polisi dengan mudah  menangkapnya.  Sebuah borgol  dipasang di  kedua tangan  lelaki tinggi kurus itu.

Polisi  mengambil  bungkusan hitam  dan beberapa  barang bukti. Salah seorang dari  keempat  polisi   berpakaian  preman  membuka  bungkusan  hitam dan  mengambil  sampel  dari serbuk berwarna putih. Menjilat  bubuk  putih  itu.  Terbukti kalau serbuk  berwarna  putih   yang dibungkus  plastik  hitam  adalah salah jenis  Heorin  yang bernilai  tinggi.  Harganya  bisa menembus  3 juta  per  gram.

Barang  yang dibungkus  pelastik hitam  ternyata    bagian  dari  bisnis gelap   jaringan  pengedar  narkoba  kota besar Indonesia.  Beberapa  anggota jaringan  pengedar  narkotika  sudah dilumpuhkan. Salagh satunya   penangkapan  di   di sebuah  apartemen Jakarta,   Jumlah  barang  haram yang  berhasil  disita  mencapai  puluhan kilogram. 

Heroin  kualitas  terbaik  lebih mahal dari  Emas.  Kalau Emas  satu  gram   24 karat  nilainya  930.000  rupiah.   Heroin  satu gram  mencapai  3  juta rupiah.    Barang  haram   yang disita  dari  lelaki  tinggi kurus  seberat 100 gram. Kalau di rupiahkan  angkanya mendekati tiga ratus juta.

Lelaki  perpakaian preman yang   ternyata  anggota kepolisian  sudah lama melakukan  pencarian  dan   memburu  pelaku pengedaran  barang  haram.  Lelaki  tinggi kurus  kemudian di borgol.  Beno ikut diamankan. Beno  di  masukkan ke  mobil polisi.  Beno dan Lelaki  tinggi kurus  di bawa ke kantor  polisi  untuk  dilakukan  pemeriksaan. Beno menolak  karena  merasa tidak bersalah.  Polisi  memberi tahu Beno  kalau  tujuan  di bawah ke kantor polisi  untuk diminta keterangan  demi kelengkapan pembuatan berita acara.   Polisi   meminta  kerumunan  yang  menyaksikan  proses penangkapan   bubar  dan meninggalkan lokasi.  Beno takut  dan menangis.

Dampak negatif  penggunaan narkoba  sangat  merusak dan merugikan bagi kesehatan pengguna. Dapat mengganggu sistem syaraf (neurologis) seperti kejang kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.  Menggangu  jantung dan pembuluh darah seperti infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah. Gangguan pada kulit seperti alergi dan eksim. Gangguan pada paru paru berupa  sukar bernafas dan pengerasan jaringan paru paru

Dampak fisik lainnya adalah penurunan fungsi hormon produksi, dan beresiko  tertular penyakit hepatitis dan HIV  bila  pengguna menggunakan jarum suntik.

Dampak  psikisnya   adalah  lambat bekerja, ceroboh bekerja, sering  tegang, gelisah, hilang kepercayaan diri, apatis, penghayal, penuh curiga, agitatif, sulit berkonsentrasi, perasaan kesal, menyakiti diri, perasaan tidak aman, cenderung ingin melakukan bunuh diri, tertekan bahkan  ganas dan tingkah laku brutal.

Selain dampak Fisik, Psikis, juga  ada dampak Sosial.  Pengguna  mengalami  gangguan mental,  anti sosial dan asusila, dikucilkan lingkungan. Merepotkan dan jadi beban keluarga. Pendidikan terganggu, masa depan suram.

Dampak   penggunaan Narkoba  sangat buruk dan merusak .   Pengobatan  kadang  tidak berhasil  bila  pengguna  sudah kecanduan.  Karena mengobati  jauh lebih sulit, maka  penangan yang efektif  adalah  memutus  mata rantai pengederapan narkoba.    Melawan peredaran  narkoba  tidaklah mudah.  Teknologi  yang digunakan  oleh  mafia  narkoba  terus  berubah dan makin modern.  Kadang aparat  kalah  melawan  canggihnya  teknologi  yang dimiliki  para  mafia  narkoba.

Lelaki  hitam  tinggi kurus  yang berhasil  ditangkap  polisi   adalah salah satu sindikat  pengedar obat terlarang  yang  terkenal  jago  menghindar.  Aksinya  sudah  dua tahun  terakhir  meresahkan  pihak  kepolisian.  Lelaki  tinggi kurus  itu  licin bagai belut. Ia  selalu  bisa  menghindari  penangkapan aparat kepolisian.  Ia  adalah bagian sindikat  internasional. Jaringannya  sangat kuat.

Saat  lelaki tinggi  kurus   mendekati  Beno  untuk menitip  bungkusan   plastik  Hitam,  salah seorang  intel  yang berada di  pasar  curiga  dan  menghubungi pihak berwajib.   Kepolisian  yang sudah  lama memburunya  tidak  menyia nyiakan kesempatan.  Pihak  kepolisian  menempatkan  anggotanya  yang  berpakaian preman  di sekitar  tempat  istrahat Beno.  Pihak kepolisian  sabar menunggu   kedatangan  pria tinggi kurus  untuk  mengambil  barang titipannya.

Anggota  polisi  yang  ditugaskan  melakukan penyamaran.  Ada  yang  bertindak sebagai tukang parkir,  penjual  bakso,  buruh angkut  dan  cleaning service.  Dua puluh empat jam  polisi  melakukan penyamaran  dengan sempurna. 

****

Sampai  di  kantor,  Polisi  melakukan  interogasi  ke lelaki tinggi kurus.  Penyeledikian  di kembangkan. Informasi  Jaringan  pengedaran  narkotika  dan obat terlarang  digali lebih dalam.   Lelaki tinggi kurus tersebut  diminta  untuk  membongkar   jaringan  mereka. Meski berbelit belit  memberi  informasi,  Satu demi satu informasi  anggota jaringan  di sekitar Magelang dan Jogyakarta  berhasil di kantongi pihak kepolisian.   Anggota  jaringan  pengedar   narkotika dan obat terlarang   ada  yang masih  mahasiswa,  pengangguran   dan  anggota   oknum polisi. 

Pantas  saja  para  pemakai  obat  terlarang tersebut  bisa  merambah  kampus  karena  pengedarnya  adalah  mahasiswa  yang tahu seluk beluk  dunia  kampus.  Dan  terjawab kenapa  aparat sulit  sekali  menangkap  jaringan  pengedar ini  karena  ada oknum polisi yang  selalu  membocorkan  rahasia.

Jaringan  Naga  Putih adalah  jaringan  penjualan  narkotika  dan  obat  terlarang  dari  negeri Tiongkok. Anggotanya   ada  di berbagai negara. Jumlah  narkotik  yang diedarkan di Indonesia sangat besar  beratnya  hingga  ratusan kilogram. Nilainya  ratusan  miliar. Dampak buruknya  juga sangat massif.

Berita  penangkapan  Pengedar Narkotik dan Obat Barang  terlarang  langsung Viral. Ditayangkan  di media elektronik, Di muat di media massa.  Sumi   kaget  dan tak menyangka  anak kesayangnya  ada di kantor polisi. Ditangkap  bersama  jaringan pengedar  Narkotika. Sumi  tak  habis pikir kenapa  Beno  Ikut  diamankan  bersama  pelaku  jaringan pengedar  Narkoba.  Sumi segera  menelpon  pihak berwajib untuk  menemui  anaknya.

Pihak  berwajib  tidak menemukan ada bukti  keterlibatan  Beno sebagai   anggota  jaringan  internasional   pengedar obat terlarang. Beno  hanya  diperalat  orang lain.  Beno  hampir  terjebak  lebih dalam  praktek  traffiking.  Beno  di lepaskan.  Sumiatun  dan Heru   melakukan  penjemputan ke kantor polisi.  Sumiatun  menangis  haru kala  menemui  Beno di kantor polisi.  Ia  memeluk anaknya erat. 

Polisi  menasehati  Sumi agar selalu menjaga  buah hatinya  dengan baik.  Polisi  berkata kepada  Sumi, anak  tidak hanya butuh  materi. Anak juga butuh  asupan  kasih sayang,  perhatian dan cinta kasih.  Tanpa  emphaty   anak anak  akan merasa  gersang  dan  terluka.  Ikatan emosi anak terhadap ibunya itu sangat   besar.  Ketika  orang tua  mengabaikan  anak   dapat  menyebabkan luka batin   yang perih.

Polisi  mengatakan  kepada Sumi,  Anak itu adalah  berlian bagi ibunya, dan  Ibu adalah matahari bagi anaknya.

Usai mendapat nasehat dari polisi,  Sumiatun   kembali  memeluk  Beno.  Beno  menangis  karena  merasakan  ketulusan  hati   Ibunya.  Sumi  menghapus  air mata  yang meleleh di pipi Beno.   Sumi  menggendong anaknya.  Menuju mobil  di parkiran.  Heru ikut senang  karena bisa berkumpul. Heru  memegang kepala  Beno.  Mobil  yang dikendarai  Sumi, Beno dan Heru   meninggalkan  parkiran    kantor  kepolisian.  Di jalan  yang beraspal  mulus  dan   sepi,   terlihat  pemandangan  yang  sungguh indah.   Sisi kiri dan kanan jalan dipenuhi  persawahan yang  hijau.  Dari jauh  gunung  Merapi  tertutup awan tipis.  Sumi sangat bahagia  bisa berkumpul kembali  dengan buah hatinya.  Beno janji tidak akan kabur lagi dari rumah.

TAMAT.

Beno dan Nenek (Part 9)

Tulisan Fiksi

Berbekal  motor  pinjaman,  Sumiatun  yang awalnya akan berangkat mencari Beno bersama Nenek  dibatalkan.  Heru  mohon agar  dirinya saja yang  mencari  bersama  Sumi.  Nenek diminta istrahat di rumah. Heru mengambil alih motor. Heru   meminta  Sumi  jadi penunjuk jalan menuju kota  Jogyakarta.  Heru tak tahu jalan. Navigasi  diserahkan ke  Sumi yang masih  hapal  jalan jalan di  kota jogyakarta  meski  sudah  hampir  tujuh tahun  merantau di Batam.

Heru membonceng  Sumi.   Heru  memakai helem warna  hitam. Sumi  memakai warna Merah.  Sumi membaw  tas  ransel  kecil.  Berisi Mukena,  air mineral, dan  makanan ringan.  Heru menghidupkan motor. Perlahan meninggalkan halaman rumah Nenek.  Motor  melintas  jalan tanah yang agak basah.  Sesaat kemudian motor sudah  masuk ke  aspal jalan.  Heru mengemudikan motor  secara hati hati. Kecepatan  motor rata rata 40  hingga  50 kilometer per jam.  Ia  pernah ikut savety driving  jadi  kesadarannya terhadap  keselamatan berkendara  cukup baik.

Heru memilih jalan  kompas. Jalan yang dipilih menuju kota Jogya  adalah  jalur  jembatan gantung  Duwet.  Jembatan Duwet  tidak bisa  dilalui mobil,  hanya  sepeda  motor  dan pejalan kaki. Jembatan Duwet  banyak digunakan  warga   Desa Banjarharjo Kalibawang  Jogyakarta   dan  Desa  Bligo  Kecamatan Ngluar  Kabupaten  Magelang  Jawa Tengah.  Lebih cepat  dan  aman. Jembatan  gantung ini  dibangun  tahun 1930  pada masa penjajahan Belanda. Dulu berfungsi untuk  memudahkan   pengiriman  logistik  antara  Jawa tengah dan Jogyakarta.

Setelah  melewati jembatan gantung  Duwet   terlihat  pengairan dan pemandangan sawah  di kiri kanan jalan nan  begitu indah.  Warna  hijau  dan kekuningan  di persawahan.  Aroma  bunga  padi  membuat pernafasan jadi segar. Pemandangan  yang  tidak Heru temukan di Batam.  Heru diam diam kagum dengan  indahnya  pemandangan sawah di kiri kanan jalan.  Ini adalah kepingan  surga yang diturunkan Tuhan ke tanah  Jogya  yang subur, Heru  membatin.

Sasaran Heru  adalah  Kantor Dinas Sosial  Kota Jogyakarta di Jalan Kenari Kecamatan Umbulharjo. Heru mengharap mendapat informasi  yang bisa  memberi  petunjuk  tentang  lokasi  anak jalanan  di  Jogyakarta.  Meski tidak banyak  jumlah anak jalanan  di Kota Jogyakarta, tapi  ada saja  anak jalanan  pendatang dari luar  Jogyakarta  yang  menjadikan  tempat keramaian  dan  pusat  wisata Jogyakarta sebagai lahan mencari rejeki. 

Sembari  membawa  kendaraan, pikiran  Heru  tidak fokus  di jalanan raya. Pikiran  Heru melayang memikirkan  kondisi  batin Sumiatun yang  berkecamuk  dan  pekerjaan  yang didelegasikan di batam.  Meski Heru   hati hati menawa kendaraan dengan kecepatan hanya  40  hingga 50 kilometer per jam,  ia lupa menyalakan lampu sein saat berbelok. Sebuah  mobil yang  laju  mengerem mendadak. Heru  kaget,  terlambat  mengerem  dan  terjatuh  menimpa mobil  yang berada  di  belakangnya.

Heru  dan Sumi  bangkit   dari aspal.  Memperbaiki posisi motor,   lalu  menuntun motor  ke  pinggir  jalan. Tak ada  luka. Hanya  ada   baret  di motor.   Mobil  yang  diserempet  Heru  juga kena goresan atau  baret.  Heru jadi tak  enak karena menyebabkan  mobil orang  kena  gores.  Supir  mobil   keluar  dari  mobil,   menghampiri Heru sembari marah  dan menunjuk muka  Heru. 

“Anda tidak punya mata ya. Bawa  motor seenaknya saja. “ Kata  supir mobil  berwarna merah.

“Bro kalau bawa kendaraan yang benar dong. Gara gara  tidak menghidupkan  lampu sein saat belok kanan  membuat  kami  tak bisa  menghindar. Nih akibatnya  mobil  kami  kena baret.” Lelaki tinggi  besar itu  menunjuk ke arah  mobilnya.

“Maaf Mas  kami tak sengaja.” Kata Heru  gugup. Heru melepas  masker  agar bisa  berkomunikasi dengan mudah.

“Wah  minta maaf  sih gampang, tapi siapa yang akan memperbaiki  baret   mobil ini.” Kata  Lelaki tinggi  tersebut.

Heru mengambil kartu  namanya dan meminta  Lelaki tersebut menghubunginya.  Heru  buru buru mau melanjutlkan perjalanan   ke kantor Dinas Sosial Kota Jogyakarta

Lelaki  Tinggi tersebut  tak mau terima,  ia  meminta uang  ganti rugi ke  Heru. “Saya tak butuh  kartu ini, saya butuh pertanggungjawaban. Kalau kartu bisa saja  nanti   kabur dan tak mau bertanggungjawab.”

“Anda,  kalau bawa kendaraan harusnya hati hati Bro.  “ Kata lelaki itu dengan nada tinggi.

Heru  tak mau  memperpanjang urusan , ia tahu harga  perbaikan kalau kena baret. Heru menarik tiga lembar  uang merah pecahan seratus ribu  dari dompetnya.  Lelaki itu  berhenti  marah dan langsung  memasukkan  tiga  lembar  uang seratus ribu itu ke kantongnya.

Nah begini kan enak. Saya bisa   membawa ke bengkel dan  menutup baret ini agar bos saya tidak marah. Lelaki  tinggi itu senang karena uang yang diberikan Heru sudah lebih dari cukup.

Wajah lelaki tersebut berubah seketika,   yang tadinya sangar   jadi  ramah. Lelaki itu lalu mempersilahkan  Heru melanjutkan  perjalanan. 

Lelaki itu berkata, “Hati hati  di jalan.  Maaf tadi  kalau saya kasar.”

Heru kembali  memakai maskernya.  Ia merasa  shok  karena menyebabkan  kecelakaaan lalu lintas. Beruntung  tidak ada  Polisi yang datang saat kejadian. Heru  tidak punya  SIM  Motor. Heru hanya punya SIM  A. 

****

Heru dan Sumi  memarkir motor.  Melangkah ke  ruang resepsionis  Kantor Dinas Sosial  Jogyakarta. Petugas di ruang resepsionis mengarahkan Heru dan Sumi  ke bagian  Rehabilitasi Sosial.  Tak banyak  pengunjung.  Heru dan Sumi  bisa  langsung  diterima  oleh petugas  bagian Rehabilitasi Dinas Sosial Kota Jogyakarta.  Heru meminta  informasi, petunjuk dan saran  ke petugas sosial  tentang   keberadaan tempat tempat  anak punk, anak pengamen dan pengemis  berkumpul. Petugas  Sosial  mengatakan bahwa  keberadaan  anak jalanan  sudah berkurang karena  sering  dilakukan  penataan dan  pembinaan. Anak jalanan  yang mengemis  dan mengamen  yang kena tangkap  di bawa ke panti. Diberikan pembinaa, pelatihan  dan setelah mandiri akan  di kembalikan ke masyarakat. 

Meski begitu  ada saja  kasus kasus baru   muncul meski tidak banyak.  Petugas  Rehabilitasi  mengatakan ke  Heru dan Sumi   penyebab  munculnya  anak jalanan,  pengemis  dan pekerja  seks komersial  di bawah umur.  Para korban  terjebak  jaringan traffiking.  Mereka  terpaksa  hidup dijalanan  karena banyak faktor.  Petugas  tersebut  menguraikan  bahwa  faktor-faktor yang mempengaruhi  adanya  perdagangan perempuan dan anak  adalah :

a. Kesulitan ekonomi atau kemiskinan.

b. Keluarga tidak harmonis;

c. Menikah atau cerai pada usia dini;

d. Korban pelecehan seksual pada usia dini;

e. Korban perkosaan

f. Terbatas kesempatan kerja;

g. Terpengaruh oleh anak lain yang sukses

Sumiatun   menunduk saat  mendengar  pembahasan  keluarga  yang tidak harmonis  sebagai penyebab  terjadinyan  anak jalanan.  Sumi merasa  sangat bersalah dengan keputusannya  beberapa tahun lalu saat  mengusir  Heru  suaminya  dan   yang terb maru  memohon Beno  mengaku sebagai  bukan anak kandung  di depan Heru.  Sumi sangat  menyesal.  Sumi lalu mengangkat wajahnya  dan memandang ke wajah Heru.  

Sumi  berkata , “Maafkan aku ya  Bang. Ini  semua gara gara saya. “

Heru  yang paham kiondisi Sumi  coba  untuk beremphaty. “ Ya sudah lupakan. Toh  saya  tak mempermasalahkan  lagi.  Saya  ihklas  dengan kondisimu  saat ini.  Ayo lah move on.  Lebih bagus energi  kita konsentrasikan untuk  mencari  Beno.”

Sumi  menyerahkan  Foto  Beno  ke petugas  rehabilitasi Dinas Sosial Jogyakarta. Mengharap ada petugas Dinas Sosial menemukan anak itu saat  ada rasia  gelandangan,  pengemis  dan  anak terlantar.  Sumi  memohon  petugas sosial menghubunginya. Sumi  memberikan nomor kontak  yang bisa dihubungi ke  pegawai  Dinas Sosial.

Banyak  kasus  yang Dinas Sosial tangani .  Umunya   anak terlantar, pengemis,  Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ,  ketergantungan obat,   Orang Dengan Gangguan Jiwa ( ODGJ) ,  Traffiking atau perdagangan  anak dan wanita.  Upaya  yang cukup melelahkan  adalah  memberantas  traffiking.   Upaya  pemberantasan Traffiking  ini rada sulit, karena  banyak kasus terjadi  justru pelakunya adalah anggota keluarga  sendiri. Kalau pun ada  yang menemukan kasus Traffiking  takut melapor ke pihak berwajib. Kasus traffiking  jadi laten. Kesannya  tidak ada   tapi  praktekkan tetap  jalan.

Bentuk   Tindak Pidana Perdagangan  Orang  (TPPO)  atau Traffiking  atau  perdagangan perempuan dan anak  yang terjadi , ada beberapa  model.  Yang pertama adalah  adopsi atau pengangkatan anak dengan prosedur atau jual beli anak kepada warga sendiri  dan warga  negara  asing.  Model kedua bisa  berupa kawin kontrak. Dimana para  wanita tersebut  dipesan dari daerah daerah tertentu  untuk dijadikan istri kontrak.  Model ketiga  melibatkan anak anak dalam perdagangan  obat obat terlarang.  Ada juga perdagangan anak  dengan cara  mempekerjakan anak di bawah umur  di  Jermal dan perkebunan.  Kasus lainnya adalah  eksploitasi  pedophilia seksual,  pornografi  perempuan dan anak.  Mempekerjakan  anak dan wanita  untuk  mengemis dan meminta minta. Mempekerjakan anak dan perempuan   secara paksa. Dan  ada juga  yang memperkerjakan  anak dan  perempuan  untuk  prostitusi.

*****

Dinas  sosial   berupaya  secara maksimal   melakukan pemberdayaan.  Yang jadi masalah anak anak yang  keluar dari panti sosial   setelah diberikan pelatihan  hard skill  kembali ke Jalanan.  Mereka tidak menemukan emphaty  di rumah.  Banyak  keluarga  yang tidak pandai beremphaty  sehingga  anggota keluarga  yang  batinnya  luka  akan kembali kabur ke jalanan. Mereka kembali ke jalan  dan  beberapa dari Mereka  terjebak  oknum  yang  melakukan  praktek  traffiking  secara halus.  Ada  oknum yang berkedok  Yayasan. Ada oknum aparat  yang    bekerja sama dengan jaringan traffiking. Para  oknum  yang  terlibat jaringan  inilah  yang paling susah dikendalikan. Banyak cara mereka  untuk  melakukan praktek traffiking.   Di balik  praktek traffiking  para oknum bisa mendulang rupiah  dengan mudah.

Tindak Pidana Perdagangan Orang  atau pelaku Traffiking  acap kali melibatkan  jaringan yang sangat luas, mulai dari anggota keluarga, oknum aparat, oknum imigrasi sampai  jaringan mafia internasional. Sayang tidak sedikit pula keluarga  yang justru menganggap jaringan perdagangan orang sebagai pahlawan karena memberi pekerjaan kepada korban, padahal dari sisi korban sering mengalami  eksploitasi  sangat parah  sehingga  menggaggu tumbuh  kembangnya  sebagai manusia.

Anak anak putus sekolah dan anak anak yang  kabur dari rumah ditampung  di  tempat mereka. Oknum yang berada di jaringan traffiking  punya banyak  informasi. Mereka  mampu membayar  oknum aparat  agar  tutup mulut. Kadang kadang  oknum aparat  tidak proaktif  kala ada  pelanggaran  traffiking.  Jaringan  pelaku  traffiking dalam menjalankan bisnis kotornya  hanya  kamuflase di depan hukum.  Oknum tersebut  hanya menyediakan infrastruktur seadanya  dalam kegiatan  pemberdayaan  anak.   Untuk menjerat  anak anak  dan wanita,   oknum   hanya  menyediakan  tempat  untuk berteduh, tempat untuk tidur,   mandi,   makan, minum  dan pakaian.  Secara tidak langsung  anak anak  dan wanita  yang di tampung    terikat dalam sebuah  sistem  jaringan  traffiking.

Anak anak tersebut dikoordinir. Ada  pengawas  yang selalu mengamati dan mengawasi gerak gerik  ketika  anak  asuh  di sebar  di jalanan  untuk mengemis  dan  mengamen.  Begitu juga  wanita muda  yang  dijadikan pekerja seks komersial  selalau  mendapat pengawasan  24 jam.  Para  pengawas   punya   sistem komunikasi yang rapi.  Saat  para  wanita muda  yang dijadikan  pekerja seks komersial  saat  mendapat  pelanggan  lelaki hidung belang,  mereka   dikawal ketat  keluar dari  penginapan kemudian akan dikawal balik  setelah kencan dengan para lelaki  hidung belang. Para wanita  muda  yang  kebobolan  dan hamil  dipaksa untuk menggugurkan kandungan. Para  wanita muda  tersebut juga  dipaksa untuk minum  pil anti  hamil.

Hasil jerih payah   anak jalanan  baik  pengemis,  pengamen   hingga  wanita muda yang dipaksa jadi pekerja sosial  komersial  akan  disetor  75  persen  ke  oknum pengawas atau pengelola.  Miris.  Ketika  para  korban  melakukan perlawanan,  tak segan segan  pengawas  melakukan siksaan secara fisik. Kalau sudah masuk ke   jaringan  traffiking   susah  untuk  lepas.  Para  wanita muda  korban traffiking tersebut  baru  dibuang saat  nilai juanya  dianggap  menurun.  Kadang juga  para  wanita muda  tersebut  di lepas karena sering  sakit sakitan. 

Tak jarang  para wanita muda  melakukan upaya bunuh diri  karena tak tahan dengan  beban mental  yang  menghinggapinya.  Jaringan  traffiking  tak pernah kehabisan  stok. Kadang kadang  wanita muda korban  kekerasan rumah tangga  dan korban  perkosaan   sengaja   bergabung  ke  jaringan traffiking  karena  ingin melarikan diri  lingkungan rumah  yang dianggap seperti neraka.  Mereka tidak mendapat  kasih sayang dan kedamaian dari  keluarga, makanya mereka memilih  menjerumuskan diri menjadi wanita  pekerja  seks komersial.

Pengawasan terhadap  anak anak kecil  yang  di pekerjakan sebagai  pengemis  dan pengamen  tidak terlalu ketat.  Anak anak  yang masih balita  tak  punya  kekuatan. Mereka biasanya  di buang orang tuanya karena  sang anak lahir  dari  orang tua  yang tidak bertanggungjawab. Anak hasil hubungan gelap   dijadikan  sebagai  property   untuk  menimbulkan  simpaty  para pengguna jalan.   Anak anak yang  menggendong  balita   seolah olah  sebagai pengganti  orang tua  adalah akal akalan  jaringan traffiking.  Mereka  punya pengawas  yang  menjaga   dan  memonitor   kerja anak anak  tersebut dari kejauhan.  Tak ada  anak anak yang berani kabur. Bila ada anak   yang kabur  akan di kejar  dan  diberi hukuman.  Anak anak yang sudah  terjebak  susah untuk keluar.  Kecuali membayar uang tebusan  untuk mengganti  makan minum dan  biaya  penginapan.

Selaian  balita,  usia anak anak  yang dieksploitasi    rata rata berumur  5 hingga  11 tahun.  Anak anak tersebut  di beri  tempat tinggal, pakaian  dan  makanan .  Tugas  anak anak tersebut  wajib    meminta minta di jalanan  dan mengamen.  Para pengawas  selalu  berada  tak jauh dari anak anak jalanan.  Saat ada patroli dari  Polisi Pamong Praja  dan Dinas  Sosial   anak   asuh tersebut  langsung  diamankan.  Upaya  Polisi Pamong Praja  dan Dinas  Sosial  selalu kalah cepat.  Karena  ada oknum  yang  tidak bertanggungjawab,  upaya  pemberantasan  anak  jalanan, pengemis  dan  prostitusi anak  sering   gagal.    Rencana  penangkapan anak jalanan dan Pekerja seks komersial   sering bocor  ke  oknum  aparat  yang bekerja sama dengan  jaringan  Traffiking. 

Para pengawas  di jaringan traffiking   bagai belut. Licin  dan sulit  di tangkap.  Mereka  leluasa  bertugas untuk  memastikan anak anak jalanan   bekerja  dan mengumpukkan uang sebanyak mungkin. Uang tersebut lalu  disetor  ke  pimpinan.  Kadang  anak  yang kurang  setoran mendapat kekerasan fisik  dari  pengawas. Kekerasan fisik  ini membuat  anak anak jadi trauma  dan  tak berani melawan.

Anak anak  jalanan  tak bisa berbuat banyak. Ia  takut  karena nyawanya terancam jika melawan.  Ia harus disiplin  turun ke jalanan  untuk meminta  minta.  Ada  yang  mencoba  kabur namun berhasil di tangkap oleh  pengawas .  Anak tersebut  boleh  pergi asal  menyetor uang  tebusan sebagai ganti uang makan dan uang  tempat bernaung.  

Anak anak jalanan  tersebut tak bisa  menghindar.  Kabur  akan diminta ganti rugi atau  hukuman fisik.  Mau balik ke rumah merasa  tak nyaman berada di rumah karena  kecewa dengan  pola asuh  orang tuanya.  Bertahan di Panti sosial juga  tidak bisa lama lama karena  daya tampung terbatas.  Dinas  sosial  punya keterbatasan.

Sumi  sedih  dengan  keberadaan anak  jalanan  yang tinggal  dan besar di jalanan tanpa kasih sayang orang tua. Sumi menyesal karena  membuat Beno kabur dari rumah. Sumi takut  Beno  berada pada  cengkraman  mafia traffiking.  Sumi mengharap  Beno   baik baik saja.

*****

Heru dan Sumi  meninggalkan Kantor Dinas Sosial   melanjutkan  pencarian ke  Malioboro.  Sumi  bertanya kepada setiap  pengamen, pengemis  dan  kelompok seni  jalanan yang di temui.  Sumi akhirnya  mendapat  sedikit harapan ketika ada salah satu  anggota kelompok seni jalanan  yang  mengenali  ciri ciri  seperti  ciri ciri  Beno.  Pengamen bertato dan bertindik  di  hidung  menjelaskan ke Sumi bahwa  ia   pernah melihat  ciri ciri seperti   di  foto  Beno  yang ditunjukkan Sumi.

Pengamen tersebut  mengatakan  tak berani  mengantar ke  lokasi  penampungan  anak anak  pengamen  dan pengemis tersebut. Pengamen tersebut takut  dengan kaki tangan  jaringan  traffiking  yang  kejam. Pengamen itu menyampaiakan  ke  Sumi  bahwa  cara termudah  mengeluarkan  anak anak  yang dikuasai  jaringan traffiking  adalah  menebus  dengan uang sebanyak 5  hingga  10  juta  rupiah.

Sumi  tersentak.  Tak menyangka  kalau  Beno  dikendalikan  jaringan traffiking  atau  Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

“Mas tolong lah saya. Bagaimana caranya  saya bisa  mengeluarkan  anak saya .” Sumi  memohon.

“Saya takut  membocorkan  Mbak. Kalau ketahuan saya bisa  dibunuh  kelompok mereka.” Kata  Si Pengamen   bertato  itu  berbohong.

“Saya  akan bayar  asalkan  memberitahukan letak  penampungan mereka,”  kata Sumi.

SI  pengamen bertato  mau memberikan informasi penting  asal  dibayar  satu juta rupiah. Si  Pengamen tersebut  memberikan catatan berisi  alamat  rumah penampungan  anak anak  korban traffiking. Sumi  memberi uang sebanyak 500 ribu rupiah  sebagai DP dan akan di tambah lagi  500 ribu rupiah   kalau  anak yang dimaksud  benar benar Beno.   Uang tersebut  langsung di kantongi  si Pengamen.  Si Pengamen  bertato  memandu  Sumi dan Heru ke lokasi  ruko yang tampak  sepi dan terkesan  normal bila  dilihat   dari luar  rumah penampungan.  Tempatnya  di   Giwangan  di sisi Barat  Stasiun Tugu.

Sampai di lokasi  si Pengamen  bertato  menemui  pendamping anak anak jalanan. Si Pengamen bertato  lalu menghampiri  pengawas  rumah penampungan.  Setelah berbisik  ke pengawas  si pengamen bertato tersebut   pamit  setelah mempertemukan  Sumi dan Heru dengan  si pengawas  rumah  penampungan.

Tak lama  kemudian datanglah  seorang bocah yang  warna baju dan  ukuran tubuhnya  persis seperti  Beno.   Bocah  itu  memiliki cici ciri  yang  pas seperti  Sumi  ceritakan ke  Pengamen bertato  tadi.  Tinggi  dan berat  sama dengan Beno. Baju  yang dikenakan juga   jersey  olahraga   sepak bola  Real Madrid  berwarna putih.  Bocah tersebut  dipanggil oleh  sang  pengawas  rumah penampungan.  Sesaat kemudian bocah   tersebut  keluar dari  kamar. Bocah itu  berjalan  tanpa ekspresi  menemui  Sumi. Tangan  kanan  bocah tersebut memegang  ukulele.  Bocah tersebut  menghampiri  Sumi dan Heru. 

Saat bocah  itu keluar  dari kamar  penampungan, dari jauh nampak persis seperti  ciri ciri  Beno.  Sumi  senang dan  memanggil  bocah itu  segera mendekat. Namun  setelah  dekat.  Sumi baru  sadar kalau  bocah yang  ditunjukkan  bukanlah Beno. Bocah yang  menemui Sumi   tidak memiliki  tanda lahir  tahi  lalat di bawah  mata  kanan.  Beno  punya   tanda lahir tersebut.

“Tante mencari saya,  ada yang bisa di bantu  .” Kata bocah tersebut.

Saya mencari anak saya. Namanya Beno   katanya berada di lokasi penampungan ini.  Ya sekilas  penampilannya mirip  kamu Nak. Nama anak saya Beno  dan ada tahi lalat  sebagai tanda lahir dia.

“Wah itu bukan saya berarti,  Nama saya bukan Beno. Nama saya  adalah  Paijo. “ Kata Bocah itu datar.

“ Saya  tak kenal  sampean.”   Bocah pengamen itu kembali masuk  ke ruang  penampungan  bersama teman temannya. Sumi dan Heru  kecewa  dan sedih.  Usahanya  belum membuahkan hasil.  Sumi dan Heru  nampak kelelahan setelah  berjalan seharian mencari Beno.   Kemanahah Beno berada?  Sumi sedih.  Ia  tak  sabar ingin segera  berjumpa  Beno.

****

Sumi dan Heru  meninggalkan  rumah  penampungan.  Menuju ke parkiran  mengambil motor. Sumi  melanjutkan  pencarian.  Tapi badannya  mulai  lelah. Sejak  siang  belum diisi  makanan. Energinya  melorot. Sumi  dan Heru  sepakat untuk  beristrahat. Mereka  memilih  angkringan  yang menyediakan aneka makanan.  Sumi memesan  nasi kucing,  sate usus , sate  telur puyuh  dan gorengan serta  Teh manis. Heru juga  memesan  menu makanan  yang sama  seperti pilihan  Sumi. Mereka  nampak lahap menikmati penganan khas  Jogyakarta tersebut. 

Meski pemerintah  sudah  melakukan sosialiasi  agar menjaga  3 M  (Menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) , namun ada saja pengunjung  yang  lalai. Tidak  memakai masker.  Heru  hanya bisa protes dalam hati  atas  tindakan kurang disiplin  para pengunjung  angkringan. Heru sadar  harus  extra  hati hati   menjaga diri dari  penularan  covit 19, karena  Heru punya riwayat  penyakit  asma.

Pengunjung  yang berada di samping Heru   posisi   duduknya    dekat   sekali  dari posisi  Heru,   saat menunggu makanan  pengunjung itu  tidak  menggunakan masker.  Heru  ingin  pindah tempat duduk  namun  tak ada lagi ruang kosong.  Heru  nekat  duduk di dekat pengunjung  yang  tak  pakai asker tersebut.  Semoga  tidak terjadi hal yang tak diinginkan, Heru membatin.  Heru buru buru menghabiskan  makanan dan mengajak  Sumi  untuk segera   meninggalkan  angkrinan tersebut.

Usai makan  Heru   membayar   ke  kasir.   Tenaga  Sumi dan Heru berangsur  kembali pulih.  Mereka  menuju   Jalan Malioboro.  Sumi dan Heru  berjalan  dari  ujung ke ujung  jalan Malioboro. Perhatian  Sumi dan Heru  hanya  fokus  ke  sudut  sudut  Toko  mengharap  bisa  menemukan  Heru.  Aneka  produk  pakaian, tas,  assesori   yang ditawarkan  para pedagang  kaki lima  Malioboro  tidak  menarik minat Sumi.  Pikiran  Sumi  hanya  Beno.

Menjelang  Magrib  Heru dan  Sumi memutuskan mengakhiri  pencarian.  Akan dilanjutkan   esok hari.  Saat menuju  parkiran,  dari kejauhan  ada  group musik angklung   yang  memainkan  musik berjudul   Di Sayidan  karya  Aloysius   Oddisey  Sanco. Lagu  itu dirilis  tahun 2003.  Lagunya  mudah dinyanyikan.  Lagu itu  akrab di telinga  Sumi.  Waktu  duduk di bangku SMA   Sumi  suka menyanyikannya.

Di Sayidan

Oh, coba kawan kau dengar, ku punya cerita

Tempat biasa aku berbagi rasa

Suka duka tinggal bersama

Di gang gelap, di balik ramainya Jogya

Mari sini berkumpul , kawan, wo-woo

Dansa, dansa sambil tertawa, ha-ha-ha, hey

Oh, coba kawan kau dengar, ku punya cerita

Tempat biasa aku berbagi rasa

Suka duka tinggi bersama

Di gang gelap, di balik ramainya Jogya

Mari sini berkumpul, kawan, wo-woo

Dansa, dansa sambil tertawa, he-he

Bila kau datang dari selatan

Langsung saja menuju Gondomanan

Belok kanan sebelum perempatan

Teman-teman riang menunggu di Sayidan

Di Sayidan, di jalanan

Angkat sekali lagi gelasmu, kawan

Di Sayidan, di jalanan

Tuangkan air kedamaian, hey

Hey, hey

Hey, hey

Dan jangan kau takut pada gelap malam

Bulan dan bintang semuanya teman

Tembok tua, tikus-tikus…

BERSAMBUNG.

Beno dan Nenek (Part 8)

Tulisan Fiksi

Kemanakah Beno pergi?  Pagi itu  Beno  diam diam  meninggalkan rumah,  berjalan kaki menuju arah  tempat ia sering menyendiri  kalau sedang  bosan atau kalut.  Satu ransel  berisi beberapa  potongan  pakaian Beno  bawa. Ia  memakai  baju  kaos bola   Real Madird   warna  putih. Pakai celana panjang dan  sendal  jepit merek swallow . Beno   sebetulnya tidak tahu kemana arah tujuan  utama yang akan ditempuh,  yang penting bisa kabur dari rumah  dan  tidak berjumpa  Sumiatun  ibunya. Beno sangat  kecewa. Hatinya tercabik  dan  terasa remuk  setelah  Sumi meminta untuk  tidak mengaku sebagai anak  demi mendapatkan Heru.  Ibu macam apaan itu,  Beno mengutuk dalam hati.  Benci  aku benci Ibu, Beno membatin. Air  mata Beno masih meleleh saat kabur dari rumah.

Tak ada yang melihat saat  Beno keluar dari rumah. Para tetangga juga tak ada yang lihat anak itu saat  meninggalkan  rumah.  Beno  berjalan  ke arah  Embung Krapyak.  Embung yang  relatif baru. Embung Krapyak  dikelilingi  pepohonan  dan  kebun   pepaya  yang  subur.  Ada gedung serba guna  dan  bangunan  untuk  penjualan  cendera mata yang masih kosong. Di depan  gedung  ini terdapat  halaman  parkir. Mampu   menampung  lim a puluh kendaraan roda empat. Di  belakang gedung serba guna  terdapat  kebun  pepaya. Setelah kebun pepaya  ada  hutan  rakyat  yang ditumbuhi aneka  pohon. Mangga, kelapa,  durian,  pisang hingga pohon  beringin yang berdaun rimbun seperti logo partai Golkar.

Pemerinta Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kulonprogo  telah  menetapkan  Embung Krapyak  sebagai  kawasan wisata baru yang dikelola oleh Binangun Mitra Menoreh, Badan Usaha milik desa Banjarharjo.

Di Embung Krapyak ada wahana permainan air, taman bunga, spot swafoto, taman dan wisata buah.  Ada pepaya California,  cabe, pohon durian.  Sistem tanam menggunakan  metode tumpang sari. Embung  Krakpyak  berlokasi  di dekat wisata religi Raden Santri Kyai Krapyak.  Alasan kenapa  embung diberi  nama Krakyak  karena berdekatan dengan  wisata religi itu.    Luas  lahan embung   3,7 hektar. Kalau  hari  libur  selalu dipenuhi  pengunjung  wisatwan lokal.  Sejak  adanya  pandemik  covit  19  pengunjung turun drastis.  Warung  makan yang biasanya  sibuk melayani pembeli  tutup. Hanya warga sekitar  embung saja  yang  terlihat  sibuk mencari  rumput untuk pakan kambing.

Beno  leluasa  dan merasa aman  berada  di lokasi  Embung.  Jarak rumahnya dan embung hanya  satu kilometer.  Kalaupun ada anggota keluarganya yang datang mencari   Beno  punya  banyak tempat untuk bersembunyi.  Beno sangat hapal  topografi wilayah Embung.  Pengunjung  Embung   sudah menurun drastis  bahkan nihil  ejak  Covit  19.  Embung  seolah olah  mati. Tempatnya  jadi semakin    sepi dan sunyi  dari   kehidupan  manusia.   Hari itu betul betul terasa sangat sepi, Beno leluasa  beristrahat di  sini. 

Saat Beno sedang  duduk melamun    tanpa  diduga Beno dikagetkan   kedatangan   kakak kelasnya.  Namanya Boy.  Boy  mengejek  dan membully  Beno dengan sebutan kasar,  “Hei  Beno   yang tak puya Bapak  dan miskin   kenapa  kamu  duduk sendiri  di  sini.  Kamu tak boleh  berada di sini. Ini  wilayah kekuasaannku.  Sana pergi. “

“Kenapa tidak boleh  Mas. Bangunan Inikan milik  pemerintah Desa.”  Beno membalas,

Boy memalak   Beno. “Kamu boleh  berada di sini kalau bayar. “

Boy terkenal  nakal  di kampung. Ia   sering membawa  pisau  dan  menodong  orang. Preman kampung.  Ditakuti anak anak kecil.  Uang  yang dikumpulkan Boy  biasanya dipakai  beli Ciu untuk mabuk. Boy  tidak  punya  ibu.  Ibuyna sudah meninggal. Boy  tinggal di rumah  ibu tirinya yang  galak. Boy tumbuh  jadi jalanan  dan berandalan.

Beno tidak memberi uang  ke Boy  karena  Beno  juga  butuh  untuk beli makanan.  Boy  memaksa  Beno. Beno tidak  melayani.  Boy  lalu  memukul  perut  Beno.  Beno berusaha  menangkis  tapi  tangkisannya kurang  kuat sehingga  sebuh pukulan  mendarat di  perut  Beno.  Beno  tersungkur.  Beno  berusaha menahan  sakit akibat pukul  Boy. “Jangan sakiti saya  mas.”  Beno memegang perutnya  menahan rasa sakit.

Beno memohon agar Boy  tidak memukulnya.  Beno  terduduk  sembari menahan  sakit.  Belum sempat  Beno  duduk dalam posisi normal , Boy kembali mendaratkan  pukulan  ke wajah  Beno.  Beno  refleks  menghindar  dan spontan mengambil sebuah  potongan kayu balok yang ada di  dekatnya.  Potongan balok itu lalu  digunakan untuk  bertahan. Karena  si Boy terus  menerus menyerang , Beno  pun  memukulkan  balok kayu itu ke  arah Boy.

Pukulan Beno tanpa sengaja  mendarat persis ke kepala Boy.  Boy  berhenti  menyerang.  Boy Memegang  kepalanya. Ada  carian hangat dan berwarna  merah  keluar dari kepala.  Kepala boy mengeluarkan  darah  segar mengucur  hingga  ke baju.  Boy  tersungkur ke lantai, tergeletak. Boy  menahan sakit  lalu  berdiri  dan  pulang ke rumahnya  sembari  menahan  luka di kepalanya.  Beno  membuang  balok kayu  ke  tempat sampah.  Langkah  Boy makin  jauh.  Beno  lalu mencari tempat  untuk bersembunyi.

Beno  panik. Tindakannya membela diri  malah jadi musibah.  Beno  takut  kalau Boy datang lagi dan membawa  keluarganya  untuk menyerang dirinya. Beno ketakutan. Ia  meninggalkan lokasi   embung. Beno sangat takut. Ia takut  ditangkap  orang  atau polisi.  Beno bingung.  Beno meraih ranselnya  dan meningglakan  gedung serba guna  Embug Krapyak.  Beno  menuju  arah    mendekati  kompleks  kuburan  krapyak. Di tempat itu  sangata  sepi.   Beno memilih  bersembunyi di sana.  Ada sebuah  rumah  kebun   yang masih layak.  Beno  memilih istrahat  di situ.  Rumah kebun itu  berjarak seratus meter  dari  kompleks  embung.  Banyak  tanaman  produktif, pohon  besar.  Sangat sepi  dan   Jauh dari  rumah penduduk.  Beno berpikir  Boy akan mencarinya ke sana. Tempatnya sangat  sepi dan terasa angker.  Boy meski  preman tapi sangat takut hantu.

Beno  merasa beruntung  karena menemukan sebuah  rumah kebun yang masih layak  untuk tempat  berlindung dari hujan. Berada  di rumah kebun  Beno merasa aman. Beno   tidak  lagi memikirkan ibunya.  Pikiran  Beno  adalah  fokus untuk  bertahan hidup.   Beno  berusaha enjoy dan menikmati  hidup sendiri.  Ia merasakan sebuah  petualangan  seperti  para surveyor  yang   pernah Ia  tonton  di  youtube.  Beno  merasa tertantang. Ia merasa  ada  gairah  hidup mandiri. Bisa  mencari makananan dari  alam tanpa mengeluarkan  uang sama sekali.  Kondisi  lingkungan  Embung Krapyak yang  dipenuhi  tananam produktif  membuat  Beno  mudah untuk bertahan hidup.

Beno  pernah menonton   kisah petualangan  para  survivor  cara   bertahan  hidup.  Beno juga sudah  membaca  di  koran  para  survival ekstrim.  Mereka adalah  orang orang yang tidak  patah semangat meski dalam kondisi  yang sangat  kekurangan.  Ada tiga  kisah yang sangat  Beno sukai. Ketiga  kisah  survive ekstrim itu selalu memberi  dorongan  kepada Beno  agar selalu  optimis menjalani  hidup.

Yuliana Koepcke yang terbang pada 24 desember 1971 dengan pesawat LANSA 508. Pesawat  yang ditumpangi Koepcke  disambar petir dan hacur di ketinggian 3,2 kilometer  di atas permukaan tanah. Keopcke  beruntung bisa selamat dari tragedi tersebut. Meski patah tulang selangka,  luka di  tangan kanan dan bengkak pada mata,  Keopcke  bertahan hidup. Keopcke  begitu sadar  telah berada di tengah hutan ia berusaha bertahan hidup  dengan berbekal permen yang ditemukan  dekat lokasi  jatuhnya pesawat. Keopcke mendapat ilmu dari orang tuanya,  ia mengikuti aliran sungai. Keopcke percaya di sekitar sungai biasanya terdapat  pemukiman.  Keopcke  berhasi menemukan perahu.  Ia  beristrahat  di perahu itu dan akhirnya  ditemukan oleh pemilik perahu.

Beno juga  kagum dengan  kisah  Aron Ralston  yang terjebak di Blue John Canyon selama 127 hari.  Aron punya hoby naik sepeda gunung dan berpeualang di alam. Aron mencoba menaklukan ngarai di Utah Amerika Serikat  pada 26 April 2003. Setelah bersepeda, Aron memanjat  Blue John Canyon sendiri. Setelah memanjat , sebuah batu besar seberat 362,8 kilo gram  jatuh menimpa tangan kirinya dan meremukkan tangan  kananya ke dinding ngarai.  Aron  tidak dapat bergerak,  Aron  memutuskan  untuk mengamputasi  tangan kirinya setelah tiga hari terjebak di sana. Aron Ralston  menggunakan pisau saku yang ia bawa. Aron merelakan  tangan  kirinya  agar terbeas  dari himpitan batu di Ngarai. Aron  berjalan 9,7 kilo meter  dan sebuah keluarga  yang berlibur  menolong dan menyelamatkan jiwa  Aron  Ralston. Kisah  Aron  akhirnya  dijadikan sebuah film dengan judul 127 Hours.

Kisah menarik lainnya  yang memotivasi Beno  belajar survive adalah  Kisah  para penambang emas  di Chile  di kedalaman 700 meter.  Kisah ini terjadi tahun 2010. Sebanyak 33 penambang terjebak di kedalaman 700 meter dengan persediaan makanan untuk 2 minggu.  Para penambang bisa hidup selama enam puluh sembilan hari  meski dengan persediaan makanan yang sangat terbatas.  Berkat kerja sama tim yang bagus  ke 33 penambang  bisa selamat. Selama  terjebak di kedalaman 700 meter , Luiz Urzua menjadi pemimpin utama dibantu Florencio  Avalos.  Yonnie  Barrios  yang pernah pengalaman  merawat ibunya   berperan sebagai dokter,  penambang tua Mario Gomez  berperan sebagai psikolog dan  Jose Hendriquez  berperan sebagai  pastor yang selalu memimpin doa setiap hari.  Kisah   nyata  ini  Beno  pernah tonton  filmnya berjudul  The 33.

****

Beno  menangkap  ikan yang ada di kali kecil.  Ikan gabus  yangi  Ia tangkap  dapat memberinya energi.  Ikan itu  dibakar dengan kayu kering  yang melimpah di sana. Air  tidak jadi masalah.  Sebuah  mata air dekat   rumah  kebun  memberi  persediaan  air  bagi Beno. Ah mantap kali.  Hidup  tak ada  yang  ngatur, hidup bebas   dan  tak ada lagi  perasaan  sakit  hati dengan orang lain. Beno bisa berbuat  sesukanya.  Keterampilan  survive  yang ia  miliki  dan  passionnya di bidang  petualangan membuat  Beno  lupa  pada rumah.  Ia sangat senang bisa mendengar suara  burung,  suara  angin dan  aroma tumbuhan  yang segar.  Beno hanya  takut  bila ada orang lain yang  menangkapnya karena  telah memukul Boy tanpa sengaja. 

Malam tiba. Gelap. Tak ada  lampu  sama sekali.  Beno  mengandalakan  sinar bulan. Ia  mencoba  tidur.  Mata Beno susah terlelap.  Beno  kembali duduk  di  pondok sembari memandangi  lingkungan yang sepi.  Suara  anjing menggongong membuat suasana seperti  adegan  suasan film horor.  Suasana  seperti itu tidak mebuat Beno takut. Beno sudah dilatih  untuk  berpikir  positif  oleh neneknya.  Beno berbaring   ketika  matanya  sudah mulai terasa berat,  tiba  tiba   ia  didatangi seorang  kakek  yang memakai  sobran  berwarna putih.  Kakek  tua itu  sangat ramah. Ia membawa makanan  dan  memberi  Beno  makanan dan minuman. Beno terbangun dan menyambut  sang Kakek yang ramah.

“Kakek siapa. Kenapa ada di sini, “tanya Beno.

“Saya  kebetulan lewat  dan melihat ada  bocah yang berbaring  di rumah kebun ini.  Nah kebetulan kakek ada makanan  saya mau serahkan sebagaian makanan ini ke Cucu.  Kakek  sering lewat jalan ini  kalau  pulang   rumah. Ya  jalan pintas    dari  pada  mutar jauh. “ Kata kakek.

“Makanlah  Cu, “ kata Kakek.

Beno seperti terhipnotis oleh kakek.

Beno  dengan senang hati memakan  pemberian si kakek.

Setelah menyantap  makanan pemberian kakek, Beno  bertanya letak  rumah Kakek. Beno  agak bingung karena  setahu Beno tak ada  rumah dekat  kebun ini.

“Rumah kakek  tidak jauh dari sini. Cucu  baiknya ikut kakek  saja. Dari pada  tinggal  di sini sendiri.  Kalau malam dingin.”

Di rumah kakek  ada  kasur, selimut.  Kalau hujan bisa berlindung .  Beno  pun menurut ketika  diajak si Kakek. Beno   mengikuti  ajakan Kakek.  Beno mengambil ranselnya.  Ia  mengikuti  langkah kakek dari belakang.  Beno meraskan ada aroma  wewangian pada  kakek. Seperti wangi   bunga  melati.

Sepanjang  perjalanan, Kakek itu sangat baik  ia  tidak hanya memberi makanan  tapi  juga memberi  nasehat  ke Beno  agar  rajin belajar. Rajin  mengaji  dan  selalu melaksanakan sholat lima waktu. 

Tak  lama kemudian  Beno  sampai  di  rumah  Kakek.  Rumah Kakek berada  di tengkah perkampungan  yang  ramai.  Ada  masjid,  toko,  sekolah,  pasar.  Beno  takjub  karena belum pernah  melihat  kampung  yang  seperti ini.  Model  dan arsitek bangunan  seperti  model tahun  1990 an.  Rumah umunya  berbentuk limas.  Berlantai keramik.     Rumah kakek  lumayan besar.  Bersih  dan  wangi.  Beno  dipersilahkan masuk ke rumah. Beno dipersilahkan dduk di ruang tamu.  Beno melempar  tubuh ke kursi kayu  yang terbuat dari  jati.  Ukiran kayunya  seperti ukiran dari  Jepara. Kakek ini orang  berada, pikir Beno.  Kakek    menyuguhkan aneka makanan   ke Beno.  Beno  girang karena banyak makanan enak dan buah buahan  di rumah kakek.   Buah buahan  yang diberikan  ukurannya gede gede. Ada jambu, jeruk, pisang. Ukuran buahnya dua kali lebih besar  di banding buah yang  Beno temui di pasar. Sambil  menikmati suguhan yang diberikan Kakek,  mata Beno tertuju  pada  buku yang tertata di lemari buku. Ada  banyak mushaf , buku agama   di lemari  Kakek. Beno kagum.

Malam makin larut.  Kakek masih  nampak kuat  dan penuh energi.   Kakek  ke kamar mandi   berwudhu.  Kemudian Kakek  mengambil   Al Quran.  Ini untuk kamu Cu.  Oh ya  Cucu  boleh memegang  mushaf  ini  kalau sudah berwudhu ya. Jangan di sentuh kalau kondisi  tidak bersih  atau  ada  najis di tubuh. Pantang menyentuh  Al Quran   dalam kondisi Hadas. Rajinlah membaca   Al Quran  dan amalkan. Hidupmu akan  selamat.  Hidup  tanpa  ajaran agama itu  percuma  Cu.  Ibarat  hidup tapi tidak punya jiwa.  Banyak sekarang pejabat yang bergelar tinggi, berpendidikan tinggi  tapi tidak amanah.  Suka  bohong  dan korupsi. Hidup mereka nanti akan  menderita kalau sudah meninggal.   Sudah banyak  bukti  keluarga yang  diberi nafkah dari  uang haram  hidupnya  susah di dunia.  Ada  yang istrinya di bawah kabur orang, anak gadisnya  hamil di luar nikah,  kena  penyakit  yang tak ada obatnya.  Itu adalah hukuman dunia  dan hukuman  di akhirat juga  akan menanti.   Jadilah orang yang  jujur,  baik,  rajin menolong  dan  bertaqwa.  Kak Besar ek sangat  mengharap Cucu  bisa menjalani hidup  yang  lurus. Sesuai ajaran  Kanjeng Nabi  besar  Muhammad SAW.

Beno  menngangguk perlahan  mendapat  nasehat dari kakek.  Nasehat Kakek membuat  hati Beno terasa  sejuk dan damai.

Beno  lalu bertanya, Kakek  ini sebetulnya siapa. Kenapa ilmu  agamanya  dalam. Kakek lalu menjelaskan  kalau dirinya  dulu adalah salah satu  murid  Kyai Krapyak   yang  terkenal itu.  Kakek  dulu  belajar ngaji sama beliau. Kyai Kyaprak itu punya qaromah.  Tinggi  ilmu agamanya  dan  penghapal  Al Quran.

Kakek melanjutkan, nama lengkap guru sayai  K. M. Munawir Krapyak. Putra dari KH. Abdullah Rosyad bin KH. Hasan Bashari.   KH. Hasn Bashari ini adalah salah satu ajudan Pangeran Diponegoro. KH. M. Munawir Krapyak  guru pertamanya  menghapal  Al Quran  adalah bapaknya sendiri.

KH. M. Munawir Krapyak  menekuni Al Quran dengan royadhah yaitu sekali khatam dalam 7 hari 7 malam selama 3 tahun, kemudian khatam dalam 3 hari 3 malam selama 3 tahun. Kemudian  sekali hatam selama 3 tahun. Dan terkahir membaca  Al Quran selama empat puluh hari  tanpa henti hingga  mulut beliau berdarah.

Selama 21 tahun KH. M. Munawir Krapyak  menuntut ilmu di tanah suci dan balik ke Kauman Yogyakarta  pada tahun 1909. KH. Munawir  meski sudah  hapal  Al Quran  tapi selalu menggunakan Mushaf. Kemanapun bepergian wirid alquran tetap dilakukan. KH. M. Munawir selalu memilih awal waktu  untuk sholat lengkap  dengan shalat sunnah rawatib. Shalat witir tunaikan 11 rakaat .  Beliau  sangat besar dan kuat pengagungan terhadap Al Quran. Undangan Haflah Khatamil Quran hanya disampaikan kepada  yang memegang   Mushaf Al  Quran dalam keadaan  suci   dan  bebas  dari hadas.

Pernah kejadian.  Salah satu santrinya dengan sengaja memegang Musraf Al  Quran dalam keadaan hadas. Si Santri  mengakui  dalam kondisi hadas. Si santri  dikeluarkan dari pesantren  meski sudah hapal  23 juz.

Kakek meneruskan.  Sebelum di Krapyak,  dulu KH. Munawir  melakukan dakwah di Kauman. Sekarang jadi Gedung  Nasyiatul Aisyiyyah  Yogyakarta. Tahun 1910  pindah  ke  Krapyak. Di  tempat inilah dibangun pesantren  dan masjid. Pengajian yang diasuh KH. Munawir ada dua bagian. Yakni  bagian membaca  (Bin Nadzor)  dan bagian menghapal (Bil Ghoib).  Saat mengajar  kadang KH. M. Munawar dalam  kondisi  tertidur namun kalau ada santri yang salah KH. M. Munawir langsung bangun dan meluruskan si santri.  KH. M. Munawir   wafat bada  jumat tanggal 11 Jumadil akhir tahun 1942.  Makamnya ada di pemakaman Dongkelan.

Kakek  ini dulu  salah satu  muridnya  yang  sudah menghapal  23   juz  tapi tidak disiplin.  Karena  berada  dalam kondisi Hadas  akhirnya  dipecat dari pondok.   Pelanggaran Kakek dulu   dalam kondisi   hadas  saat  memegang  Al Quran. Itu pantangan  bagi murid  murid  KH. M. Munawir  Kyaprak.  Meski sudah menghapal  20 juz tetap  di keluarkan. Kakek sangat sedih karena  gagal jadi murid   yang baik.  Namun  hukuman itu  membuat  kakek  jadi  tambah semangat belajar. Rajin membaca  dan  suka koleksi buku.  Kakek tidak  hanya baca buku agama  tapi juga buku  budaya , seni, sience, ekonomi, politik. Wawasannya luas.

Sejak dikeluarkan dari pesantren.  Kakek tetap  homat  sama  KH. M. Munawir  Krapyak,   Belajar  dari  pemecatan, Kakek  sadar  disiplin   itu  sangat  penting.  Kakek berusaha  menjalankan  amanah   yang diajarkan kyai Kyaprak.  Ternyata  manfaatnya sangat bagus buat  diri kita dan  masyarakat.

Beno  lalu  bertanya ke  Kakek,  “Kenapa  para pejabat sekarang  banyak yang korup meski  sudah di sumpah dengan kitab suci Al Quran.”

Kakek menjawab, “ Nah  itulah  pejabat jaman sekarang.  Hanya ritual  saja.  Meski  disumpah dengan Al Quran  tapi tidak takut  dengan Allah. Pendidikan tinggi,  jabatan hebat  tapi korupsi. Itu   mempermainkan  kitab suci. Megnhina  kitab suci. Meski  melakukan  ibadah sholat, berhaji   ke tanah suci, bayar zakat, tapi korupsi , mencuri uang rakyat   itu  adalah  perbuatan  yang sangat  ditentang Allah.  Karena sama saja  mempermainkan  isi  Al Quran.  Bisa  jadi saat  mereka di sumpah  semuanya dalam kondisi  hadas.  Ya hanya  seremonial saja. “

Beno mengangguk.  Jadi harusnya bagaimana Kek. Agar  pejabat  yang disumpah  dengan kitab suci  Al Quran itu  tidak menyalahgunakan jabatan, tidak korupsi dan bisa  amanah melaksanakan  tugas.

“Kuncinya sederhana. Menjadi seorang pemimpin  itu  mudah. Contolah   cara Rasul.  Baginda Nabi Besar  Muhammad SAW.  Meski tidak berpendidikan tinggi  bahkan buta hurup  tapi  hatinya bersih. Nabi  sangat jujur  (Al  Amin).  Artinya  apa? Pemimpin  akan punya  pengaruh  dan kekuasaan kalau  punya  karakter. Nah karakter itu berisi:   integritas, suka menolong, hemat, disiplin, berlaku adil, pandai  beremphaty, kreatif,  ulet, rajin, gigih  dan tangguh.  “

Kakek melanjutkan, “ Karakter itu  jauh lebih berharga di banding  punya  gelar  tinggi.  Punya keterampilan tinggi tapi tidak punya karakter   seperti   pohon yang akarnya rapuh. Nah saat ini banyak pejabat   punya gelar tinggi tinggi, keterampilan hebat  tapi  tidak jujur.  Makanya  wibawa  dan pengaruhnya  hilang di tengah masyarakat.”

Beno mengangguk  paham.   Beno sangat senang karena  Kakek memberikan  pengetahuan yang sangat  penting.  Beno janji akan memegang  nasehat Kakek  untuk masa depannya. 

Setelah  semalam  suntuk  berdialog dengan kakek,  Beno  merasa  sangat   ngantuk , Beno merebahkan badannya  lalu tertidur. 

*****

Ayam  jantan bekokok  tanda  subuh sudah datang.  Beno terbangun dari tidurnya. Ia tidak menemukan Kakek.  Dan yang  heran lagi  kenapa Beno berada   di dipan  tepat di bawah pohon beringin yang berdaun rimbun.  Tak jauh dari  pohon beringin  ada deretan kuburan Islam.  Beno   terkejut setengah mati.  Jantungnya  berdetak kencang. Bulu  bulu  tipis  di tangannya  berdiri tegak.  Hii   serem.  Beno bangun dari  dipan.  Beno  merinding. Ia meraih  ranselnya   melangkah menjauh dari  area kuburan.  Beno  kembali ke  rumah kebun tempat  semula  ia beristrahat sebelum  jumpa dengan si Kakek.    Rupanya  semalam  Beno berjumpa dengan mahluk astral. Tapi Kakeknya baik  dan memberi  nasehat yang bagus,  perlahan   rasa takut  Beno   hilang.    Rasa takut  justru lebih besar   bila  Boy   mencarinya  dan melakukan  pembalasan.  Melapor ke polisi dan  menangkap Beno.

Beno tak berani keluar  dari  rumah kebun.  Ia memilih    sembunyi . Menunggu keadaan  sangat sepi barulah ia  bangkit  mencari  ikan di kali kecil dekat  rumah kebun. Beno  bersyukur  kali  kecil dekat  Embung  Krakpyak  terdapat  banyak  ikan  gabus.  Ikan gabus  mengandung protein tinggi.  Seekor  ikan  gabus dan  ubi jalar  yang  tersedia dekat pondok  mampu memberi  energi tambahan  kepada  Beno.  Tak sia sia  Beno digembeleng  Neneknya  tentang survive. Kini ia betuk betul  mempraktekannya.

Malam malam berikutnya  Beno  sudah kebal dengan  kondisi  rumah kebun yang sunyi. Si Kakek  juga tidak pernah lagi datang menemuinya.  Beno  tidak terlalu  takut dengan  hantu dan  mahuk  halus.  Sejak  kecil  Beno  diajari  pikiran positif.  Beno mulai  merancang  perjalanan mencari  ayahnya. Meski  sejak kecil  Beno tidak  bersama  Bapak,   tapi Beno  banyak mendapat  informasi   dari tetangga kalau Bapaknya.  Sebetulnya sangat sayang sama Beno, hanya saja  Bapaknya  Beno  tak  berani bertemu karena  takut  pernah diusir  Sumiatun  ibunya Beno. 

Beberapa kali  Agus,  Bapaknya Beno  berupaya  secara diam diam  menanyakan kabar  ke tetangga  Sumi  bagaimana  keadaan  Beno  anak semata  wayang Agus.  Berbekal  informasi yang  Beno dapatkan dari  oran lain,   Beno  masih punya harapan  kalau Bapaknya  sangat meyanyanginya. Tidak seperti ibunya   yang  merantau  dan  tak mau mengakui Beno sebagai anak.

Rasa cinta Beno kepada  Bapaknya kini makin kuat. Beno punya semangat  besar untuk  mencarinya  dimanapun Bapaknya berada.  Beno  beruntung masih memiliki foto  Bapaknya.  Beno mengambil foto tersebut  dari  album  foto lama.  Semoga setelah  hampir  tujuh  tahun wajah Bapaknya  tidak mengalami  perubahan .

Ada  semangat  yang  menjalar  di  jiwa  Beno. Dia sangat yakin  kalau suatu saat nanti akan berjumpa dengan  Ayahnya.  

Hari ketiga   di rumah kebun membuat  Beno  Bosan. Beno tak bisa  kemana mana. Ia banyak  bersembunyi di pondok  karena takut  ada  keluarga  Boy  yang  mencarinya.   Beno   takut  Boy balas dendam  dan melaporkan ke  polisi. 

Beno  selalu  hati hati saat keuar  rumah  kebun  saat  mencari  ubi jalar  atau  pepaya  untuk di makan.  Berbekal  Ubi jalar dan peppaya yang banyak tumbuh di  kebun,   Beno tak perlu mengeluarkan uang sama sekali untuk membeli  bahan makanan.  Tanah di sekitar  Embung  Kapryak  cukup subur.   Beno bersyukur. 

Hari ketiga  beno memutuskan  akan melanjutkan perjalanan ke arah  Muntilan.  Beno pernah mendengar kalau  Bapaknya  dulu bekerja di salah satu  Gudang  Logistik  makanan di sana.  Beno menuruni  tangga  Rumah kebun. Melangkah  hati hati  di tengah tengah semak,   berjalan  perlahan sembari  matanya  menoleh ke kiri dan ke kanan,  takut  berjumpa  keluarga Boy. 

Belum sempat  Beno  melangkah jauh meninggalkan  Rumah kebun  telinga Beno mendengar suara motor  Honda GL pro.  Beno sangat familiar  dengan  suara  motor itu.  Ya tak salah lagi  suara motor itu  sering  di pakai Pak Dudun  anggota  Babinsa  Desa. Beno  ketakutan.  Jangan jangan  kelurga  Boy lapor ke  Koramil untuk menangkapnya.  Beno  mempercepat langkah kakinya.  Ia  bergegas menuju  arah jalan raya.   Beruntung  motor GL Pro  tersebut  berbelok  arah.  Beno  merasa lega.

Beno  akhirnya  tiba  di  pinggir  jalan  Utama  Kabupaten.  Beno  menumpang  mobil  pengangukut pasir   yang  mengarah ke   Muntilan.  Ada  supir yang berbaik hati  dan mempersilahkan Beno ikut naik ke mobil.  Beno  naik di  Bak belakang,   duduk  di  atas pasir yang masih basah sambil  memeluk  ranselnya. Batin  Beno senang,  yee  akhirnya  aku benar benar  bebas.   Angin  menerbangkan  rambutnya.  Dari jauh  gunung Merapi  dengan kokohnya  mengeluarkan abu  vulkanik yang tipis.

Bersambung.

Landscape

Landcsape, oil painting. Artis M. Rusli

Danau Toba

Danau Toba Oil Paintig , artis M. Rusli

Kapal Kayu

Kapal Kayu. Oil Painting. Artis M. Rusli.

Panjat Tebing

Oil painting, artis M. Rusli

Beno dan Nenek (Part 7)

Cerita Fiksi

Sumi berdiri di depan jendela kamar. Matanya  melihat  pohon kelapa  yang tumbuh berderet di pematang sawah.  Hujan  gerimis.  Permukaan tanah  basah. Rumput  hijau  enak dipandang. Sumi bisa merasakan  udara  sore yang begitu  segar. Aroma  bunga  yang tumbuh subur membuat Sumi merasa nyaman.   Ingatan Sumi melayang  ke Batam  kala bertemu Heru. Pertemuan  yang tak di sengaja  gara gara  Sumi kehilangan KTP saat Sumi mengurus  administrasi  pembelian rumah.   Kala  Heru  menemukan KTP  Sumi menjadi momentum kisah kasih Sumi dan Heru . 

Sejak  Heru  menemukan KTP Sumi  terjadi perkenalan  yang  berkesan. Perlahan terjadi perubahan pada diri  Sumi.  Sumi  mulai senang berdandan.  Menggunakan pakaian terbaik.  Itu semua gara gara  perhatian yang tak henti hentinya  Heru berikan.  Heru rajin mengantar Sumi kemana pun Sumi Mau.  Heru  selalu berada di samping Sumi.  Seperti perangko dan lem.  Perhatian  yang  diberikan  Heru membuat  Sumi Nyaman. Heru adalah pejuang  cinta yang  mampu  menaklukkan   hati Sumi yang telah lama  beku.

Wanita mana yang tidak luluh hatinya  bila  di beri banyak  bantuan, perhatian  dan  hadiah  hadiah menarik.  Heru  pantang  mundur  sebelum  cintanya  di terima.  Perhatian  yang diberikan  Heru  sangat tulus. Heru membuat  Sumi  menjadi  wanita yang sangat istimewa.

Sumi  adalah type wanita yang suka diperhatikan. Type  wanita  yang  ingin diistimewakan.  Sumi  menemukan  type itu pada sosok Heru.  Sumi merasa  sangat  bahagia karena  Sumi  selalu dinomorsatukan.  Heru  adalah  pria  yang  ingin  selalu  berada di lingkungan Sumi.

Suatu hari  Heru datang bertamu ke  dormitory Sumi. Saat  bersamaan ada  pria  lain   yang    bertamu. Pria  tersebut masih  adek kelas  Sumi  dulu di sekolah. Dan masih ada  hubungan  kerabat.  Pria itu  baru  tiba  dari kampung.  Ikut program  AKAD  (Antar Kerja Antar Daerah)  Disnaker  Kulonprogo.  Masih  junior dan belum banyak  pengalaman.  Pria tersebut usianya  di bawah Sumi.  Pria tersebut  datang ke  dormitory untuk bersilaturahmi.

Pria muda   itu   masih polos, duduk di bangku  beton depan dormitory.  Sumi  memberikan  suguhan  kue kue  kering  dan segelas  teh panas manis. 

Heru  yang  datang belakangan cemburu.   Ekspresi wajah  Heru  agak merah.   Nafas  Heru  berdetak kencang.  Heru yang  merasa  sudah memiliki Sumi  tak terima.  Heru tak jadi    bertamu. Heru balik kanan.  Tanpa memberi kesempatan  kepada  Sumi untuk  menjelaskan siapa sosok pria muda  di depannya. Heru  menuruni tangga dormitory. Melangkah  ke parkiran motor.  Heru  langsung  meraih motornya, menghidupkan mesin. Tak menoleh ke arah Sumi. Heru  tancap gas. Menghilang dari gelapnya  malam dormitory.  Sumi  geleng geleng kepala  dengan  sikap  bodoh Heru  yang  sangat posesif. Sumi  mengambil nafas pelan  sembari mempersilahkan tamunya  tetap santai.

Heru balik ke rumahnya.  Ia  tak semangat. Ia merasa  diduakan.  Telpon  Sumi tak diangkatnya. Sumi  mengirim pesan  lewat  whatsaap.  Sumi  menjelaskan  kalau  cowok  yang  ditemui  itu bukan  cowok  Sumi. Dan, Heru  akhirnya  menyesal  karena terlalu cemburu.  Hati Heru merasa kembali plong.  Senang karena ternyata  tak ada cowok lain yang  ada di hati Sumi selain dirinya. Heru sadar kalau dirinya  terlalu  possesif.  Heru tak mau ada  cowok lain yang dekat pada Sumi. 

Heru  tak  pernah bosan  menemui Sumi. Setiap pulang  kerja  Heru berusaha mampir ke dormitory Sumi.   Kadang kadang hanya  datang membawa  makanan dan minuman  untuk  Sumi.  Martabak,  Roti bakar, Deang Tea,  Sate.  Adalah  makanan yang sering  Heru  bawakan untuk Sumi.  Kadang kadang  Heru pesankan makanan  melalu  gofood.  Sumi kadang tak menyangka, tiba tiba ada  Abang gojek yang  mengantar  makanan sudah sampai ke dormitory Sumi.  Kejutan  itu membuat  Sumi  luluh. Perhatian   itu mebuat  Sumi makin sayang  dan cinta.  Heru  juga  sangat  rajin  mengabari  Sumi.  Hampir  tiap  hari Heru  menghubunginya melalui handphone. Menanyakan kabar Sumi. Mengingatkan Sumi untuk selalu  jaga kesehatan. 

Rasanya Sumi adalah wanita paling bahagia  di dunia  ini. Perhatian  yang  diberikan  Heru membuatnya menjadi  wanita sempurna.  Sumi  pun  rajin melakukan  perawatan diri.  Setiap  tiga bulan sekali  ke salon  melakukan perawatan wajah, perawatan  rambut,  perawatan kulit  dan kuku. 

Sumi sadar  wajahnya yang cantik  akan semakin  lengkap  bila dikombinasi dengan  badan yang  bersih dan  sehat. Dulu  uanganya  selalu dikirim  penuh  untuk  Ibunya dan Beno di kampung halaman.  Sejak  kenal Heru  uang bulanan  buat ibu dan Beno  pun  berkurang. Malah  kadang tidak  ngirim  sama  sekali. Cinta  membuat  Sumi  melakukan  perawatan maksimal.  Resikonya  butuh anggaran yang tidak sedikit. Sumi tahu betul  kalau  para  lelaki itu jatuh cinta  dari  mata (visual). Sedangkan wanita  jatuh cinta  dari  kuping (audio)  karena wanita  suka  kalau di dengarkan.

Sumi tidak merasa   rugi   mengeluarkan anggaran untuk perawatan.  Demi  sang kekasih  Sumi  siap melakukan  itu semua. Perawatan standar  setiap hari  yang wajib dialakukan Sumi adalah  perawatan kulit.

Sumi rutin melakukan perawatan kulit  dengan membersihkan dan melembapkannya. Kegiatan ini rutin pada malam hari sebelum tidur. Pakai air bersih secukupnya dan pembersih yang sesuai kondisi kulit. Setelah itu Sumi keringkan dengan  handuk lembut. Sumi menepuk nepuk perlahan permuakaan wajahnya.  Setelah pembersihan wajah dilanjutkan dengan memberikan toner untuk menghilangkan  sisa sisa sabun, minyak, kotoran yang tersisa di wajah. Sumi kemudian menggunakan pelembab agar kulitnya  terhidrasi dengan baik.

Kadang kadang Sumi  membersihkan kulitnya dengan  eksfoliasi secara teratur. Eksfoliasi adalah sebuah tindakan atau proses pengangkatan  sel sel  kulit mati. Porses ini rutin Sumi lakukan agar kulitnya  tidak hanya bersih tapi  juga bercahaya. Tekstur kulit  jadi  halus, juga  mampu meningkatan penyerapan  produk  perawatan kulit dan mencerahkan kulit.

Sumi juga melakukan perawatan kulit dengan formulasi khusus untuk meningkatkan microbiome kulit yang mengandung pra dan probiotik. Tujuannya  menjaga  kelembapan kulit sepanjang hari.

Saat  Sumi melakukan  kegiatan outdoor  Sumi  melindungi kulitnya dengan menggunakan suncreen berbasis mineral dengan SPF 30.  Sejak  jatuh  hati  dengan  Heru, Sumi  mengubah pola makanan. Sumi  rajin mengkonsumi makanan sehat, seperti buah dan sayuran yang mengandung  vitamin C. Sumi tahu kalau Vitamin C  bekerja pada semua jenis kulit untuk meratakan  dan mencerahkan warna kulit. Berfungsi  memudarkan hiperpigmentasi  , melindungi kulit dari paparan lingkunagn, pencemaran warna kulit. Vitamin juga meningkatkan produksi kolagen dan elastin. 

Selain menjaga  kulit  dengan menghindari paparan sinar matahari, Sumi rajin minum air putih.  Ada  artikel  yang  Sumi pernah baca, kalau kurang minum air putih dapat menyebabkan dehidrasi. Bila terjadi dehidrasi dapat mengganggu  sistem metabolisme. Kulit dehidrasi  dapat memicu kulit kering, keriput dan jerawat. Sumi  teratur minum air putih 1,5  hingga  2 liter   per hari demi menjaga  kesehatan kulitnya.

****

Heru gelisah.  Ia tak bisa tenang sejak balik  dari Rumah  Sumi.  Ia  mencoba mengambil  sebatang rokok Malboro.  Padahal  selama ini  Heru bukan  lelaki  yang suka  merokok. Hari itu  ia   merasa berantakan.  Rencana  awal  untuk  silaturahmi  dan menyampaikan maksud baik untuk melamar  Sumi jadi kacau.  Heru  mematikan rokok yang baru saja  diisapnya.  Matanya memandang ke luar  jendela  Wisma  Lentera  Kasih  Kalibawang. Ia  memandang  bangunan  Bendungan  Ancol  yang kokoh.  Kenapa  justru  kacau begini ya Tuhan. Kenapa  aku cemburu  dan posesif  ya Tuhan.  Heru berbicara  dengan dirinya sendiri.

Padahal dulu  Heru sudah  pernah  melakukan konsultasi dengan seorang  Psikolog  di Rumah Sakit Awal Bros Batam mengatasi  rasa  cemburunya yang berlebihan.  Heru  melakukan konsultasi sebanyak  tiga kali  hingga  bisa terbebas dari sikap posesifnya.

Ingatan  Heru  melayang ke masa lalu saat  kehilangan anak dan istrinya. Heru  sangat posesif  ketika itu.  Ia  selalu menjaga  istrinya yang  sedang hamil enam bulan.  Perhatian   dan  perlindungan  melekat dilakukan  Heru  kepada istrinya. Ketika itu  Heru  tak mau  istrinya  bermain  ponsel. Ia tak mau  kalau ada  lelaki lain yang  menggodanya  atau  menjadi kawan  chat  istrinya.  Istri  Heru hanya di rumah.  Tak boleh keluar  tanpa  ijin darinya. Sejak menikah dengan Heru, istrinya  diminta resign dari kantor.  Heru merasa  penghasilannya   cukup  untuk menghidupi istrinya. 

Heru  juga  menyadap  nomor  whatsapp  istrinya.  Setiap  pulang  kerja  Heru  selalu membuka  Handphone istri. Mengecek  massenger  handphone  istrinya, Heru  tak mau ada  pesan dari lelaki lain.  Istrinya tak nyaman dengan  sikap Heru   yang  super posesif. Istrinya  seolah  merasa di penjara.  Tapi   Istri  Heru  tak bisa  melawan. Istri Heru  berusaha  patuh. 

Istri Heru  suatu hari lupa menghapus  chat  di massenger   dari   mantan  kekasihnya.  Istri Heru mendapat  ucapan selamat  ulang  tahun dan  ucapan  doa  agar  tetap  sehat  dan  panjang umur.  Hanya itu,  tapi cemburu  Heru meledak   ketika menemukan  pesan  dari  mantan  istrinya.  Heru  diam  tak mau bicara  dengan istrinya  beberapa   hari lamanya.   Kondisi  itu membuat  Istri  Heru  tertekan.  Hidup bagai dipenjara. Istri Heru  merasa  tidak dipercaya.  Itu menyakitkan. Istri Heru makin bosan di rumah.  Hanya  di  kamar,  dapur,  ruang tamu  dan sekitar  pekarangan rumah.  Tak boleh kemana mana . Yang paling kesel  Heru mendiamkannya.   Perasaan  batin  istri Heru makin menumpuk. Ia butuh untuk bicara  tapi  tidak diladeni. Istri  Heru   Seperti patung.

Istri Heru  sering menangis.  Ia tak kuasa melawan. Ia sedang mengandung anak pertama.  Sudah tidak bekerja  di  Perusahaan jasa  keuangan.  Semua keperluan  di tanggung  Heru.  Meski  finansial lumayan baik,  di satu sisi  Istri Heru  ingin  merdeka. Kondisi itu membuat  tekanan darah  rendah  istri Heru kambuh.  Saat  melangkah  ke kamar mandi, Istri Heru terpeleset. Pingsan.  Istri Heru mengalami pendarahan.  Heru  membawa istrinya  ke  Rumah Sakit Awal Bross  Batam.  Tapi tidak  bertahan lama.  Istri Heru  meninggal bersama  bayi yang di kandungnya.  Heru  menangis  mengingat masa  pahit tersebut. Air matanya  meleleh  mengingat  masa lalunya  yang menyakitkan.

Kini  ia kembali  menghadapi  masalah.  Heru  cemburu ke Sumi  karena  Sumi  ternyata  sudah pernah menikah dan  sudah punya satu orang  Anak.  Heru berusaha  melawan  sikap posesifnya.  Ia tak mau posesif  seperti dulu lagi. Ia tak mau kehilangan yang kedua kalinya.  Heru mengambil  satu batang rokok  dan membakarnya lalu mengisapnya.  Rokok itu menjadi terapi dadakan guna meredam  sikap posesif  Heru.

Heru  selalu  ingat  masukan dari    Riko Jayasaputra , S.Psi. M. Psi  Psikolog  andalan  Rumah Sakit  Awal Bross  Batam  saat  Heru  melakukan therapy  beberapa tahun lalu.  Kata  kata  yang  selalu diingat  Heru adalah, “ Ketika  kamu mencari yang sempurna kamu akan kehilangan  yang terbaik dan ketika kamu sudah kehilangan yang terbaik kamu akan sadar bahwa dunia ini tidak ada yang sempurna.”

Kalimat itu  kembali menyadarkan  Heru  agar  terbebas dari sikap  posesinya yang berlebihan.  Baiklah, aku harus   bejalar  melindungi  Sumi  dan tidak mengekangnya.  Heru mengepalkan  tangannya. Heru mematikan  rokoknya.  Heru lalu   melangkah ke makar mandi,  menganbil  air untuk  berwudhu  dan  melaksanakan sholat  Isya.  Setelah  itu hatinya  terasa  tenang.

****

Sumi sudah  dandan.  Ia  menikmati  sarapan pagi, nasi  goreng  telur  dan teh manis panas.   Ia akan  mencari  Beno  berdua  Ibunya.  Sumi menyusun rencana  pencarian.  Langkah pertama adalah ke kantor  Desa melapor kalau Beno anaknya kabur dari rumah.  Setelah itu  Sumi akan  ke kantor  Polisi  minta bantuan  mencari  Beno.  Sumi membawa  foto Beno agar mudah dikenali Polisi.

Sumi  memakai  baju kotak  kotak  biru  lengan panang.  Celana Jeans  warna  biru.  Sebelum  berangkat ke kantor  Desa,   Sumi  menemui Pamannya. Pinjam Motor  Paman.  Setelah  dapat  kunci motor,  STNK Motor,  Sumi ke  warung  membeli bensin  botolan.  Lalu balik  ke rumah menjemput ibunya.

Pikiran  dan hati Sumi  hanya  pada Beno.  Ia  sangat kuatir  terjadi apa apa  terhadap Beno  anak semata wayangnya. Sumi  takut  Beno  jadi  anak  jalanan.  Banyak sudah  kasus  anak  yang  tidak  mendapatkan kebahagiaan  di rumah  memilih  jalanan sebagai  tempat  hidupnya. Berpindah  dari  rumah kosong ke rumah kosong.  Menjadi  pengamen  untuk  beli makan. Mengisap  lem  aibon  untuk menghilangkan beban hidup.  Jangan sampai  terjadi seperti itu  ya Tuhan, kata batin Sumi sambil mendongak ke arah langit.

Sumi  sudah naik ke jok  motor  Honda  Revo.  Jempol Sumi  menekan  tombol star.  Sumi mengecek  posisi  lampu  sein, dan  kaca spion.  Tiba  tiba   Heru  datang. Heru numpang  ojek  pangkalan.  Heru  menyetop  Sumi dan minta berhenti. Heru mengajak Sumi  bicara sebelum  berangkat mencari Beno.

Sumi mematikan  mesin. Kemudian mengajak  Heru ke teras rumah  ibunya yang sederhana. Sumi berpikir  mungkin  Heru akan pamit  balik ke Batam  dan  melupakan rencana untuk melamarnya. 

Sumi sudah pasrah. Ia  tak  mau  anak  yang pernah di  tinggal merantau  jadi  rusak  gara gara sikapnya.  Sumi  sudah mempertimbangkan baik baik. Ia harus memlih satu diantara  dua pilihan  yang sama sama  penting.  Sumi  memilih untuk merawat  dan membesarkan  Beno  meski  jadi  single parent.  Toh masih ada  Neneknya Beno  yang selalu menjadi  penyemangat hidupnya.  Jodoh  masih bisa di cari  tapi  hubungan   Ibu dengan anak tidak bisa  di  wakilkan. Tugas utama  seorang Ibu adalah merawat  anak anaknya.  Melimpahkan  kasih sayang yang  melimpah,  adalah tugas mulia seorang Ibu.

Sumi mempersilahkan  Heru   duduk  di kursi  kayu  yang ada di teras rumah.  Neneknya Beno masuk ke dapur  mengambil  teh  panas manis. 

Heru meraih  tangan  Sumi.  Sumi kaget  kenapa  Heru  meraih tangannya  penuh sayang.

“Maafkan sikap saya kemarin yang terlalu  posesif dan cemburuan.  Saya janji  tidak akan  bersikap bodoh lagi. Saya tak mau kehilangan dirimu.  Saya  akan ikut  mencari  Beno bersama.  Saya  akan menunda kepulangan ke Batam  dan minta ijin agar cuti saya diperpanjang.  Saya  bisa merasakan apa  yang dirasakan  Beno, “ kata Heru.

Sumi  terharu. Air mata  Sumi  berkaca kaca.  Sumi  beranjak dari kursi  lalu  memeluk  Heru.  Heru  membelai  rambut  Sumi.  Neneknya Beno  yang  datang dari  dapur  meletakkan  teh panas manis  ke  meja.  Nenek ikut senang.

 Bersambung

Landscape

Oil painting. Artis M. Rusli

Previous Older Entries