Landscape. Oil painting. Artis M. Rusli
Kuburan Batu Tana Toraja
24 Mei 2021 Tinggalkan komentar
in lukisan
Kuburan Batu Tana Toraja. Oil Painting. Artis M. Rusli.
Beno dan Nenek (Part 10)
21 Mei 2021 Tinggalkan komentar
in cerpen
Tulisan Fiksi
Beno senang dapat tumpangan mobil pengangkut pasir. Tujuan Beno adalah Muntilan. Ia pernah mendengar kalau Bapaknya pernah bekerja di sana. Kalau pun tidak ketemu Bapak, Beno memilih tempat pelarian ke pasar. Di pasar banyak yang bisa Beno lakukan. Minimal jadi buruh angkut, tukang bersih pasar atau juru parkir. Beno berpikir keras bagaimana bisa punya penghasilan agar bisa beli makan. Kalau kerja serabutan di pasar gagal, Beno punya plan ke dua yaitu jadi pengamen. Pilihan terakhir menjadi manusia silver atau pengemis di lampu merah.
Mobil pengangkut pasir berhenti di Gerbang Samudra Raksa, perbatasan Kulonprogo dan Magelang. Lokasi ini jadi pilihan wisatawan usai mengunjungi Candi Borobudur. Pembanguna kompleks Gerbang Samudra Raksa masih berlanjut. Membutuhkan material pasir, batu kali, semen.
Beno ikut membantu menurunkan pasir dari mobil. Keringat Beno bercucuran. Sinar mentari membuat butiran keringat meleleh di punggung dan wajah Beno. Pak Supir senang kala Beno ikut membantu menurunkan pasir dari bak mobil. Beno membalas kebaikan pak Supir karena mendapat tumpangan gratis. Pak Supir memberi uang lelah sebanyak sepuluh ribu rupiah ke Beno karena membantu menurunkan pasir dari bak mobil. Selesai menurunkan pasir, Beno diantar ke Muntilan.
Di Pasar Muntilan Beno numpang tidur dan membantu marbot di mushola. Beberapa hari kemudian Beno jadi buruh angkut di Pasar. Beno disenangi pedagang dan pengunjung pasar karena tidak mematok jasa mengangkat barang. Sukarela. Tergantung keihklasan pengguna jasa. Beno senang. Uang dari buruh angkut barang lebih dari cukup. Beno displin menabung.
Beno tidak hanya dapat uang dari pengunjung pasar yang menggunakan tenaganya. Beberapa pengunjung memberi makanan ke Beno. Beno cekatan membantu para pengunjung pasar. Jasa Beno tidak butuh banyak skill, hanya tenaga saja. Di pasar jasa seperti porter masih dibutuhkan. Tidak banyak orang yang mau menekuninya. Beno tidak memasang tarif angkut. Sukarela. Bahkan tidak di bayar pun Beno mau membantu ibu ibu mengangkut barangnya ke parkiran. Beno sudah bersyukur karena pasar bisa memberinya kehidupan.
Beno tidak lagi tidur di mushola Pasar. Namun masih bantu menjaga kebersihan Mushola. Beno numpang tidur pada sebuah toko yang sudah kosong, yang tidak digunakan lagi. Lumayan bersih namun tidak ada lampu penerang. Aliran listriknya sudah putus. Beno mengandalkan lilin untuk penerangan kalau malam hari. Beno tidur di lantai beralaskan karton. Mandi di toilet umum pasar.Kadang mandi di toilet Mushola, Beno tidak takut kelaparan dan Kehujanan.
Mental Beno perlahan berubah. Ia merasa seperti lelaki dewasa yang memikirkan kehidupan jangka panjang. Beno berpikir bagaimana bisa survive dengan menolong orang lain. Ia selalu ingat nasehat Nenek. Untuk menjadi orang besar maka bantulah orang lain. Kalau ingin jadi orang besar bantulah orang lain menjadi besar. Kalau ingin menjadi kaya maka bantulah orang lain menjadi kaya. Nasehat sederhana itu ternyata terbukti. Ketika Beno membantu orang lain secara ihklas ada saja rejeki yang Beno peroleh. Ada yang memberi uang, makanan dan pakaian. Beno sangat senang.
Beno berusaha baik pada pengunjung pasar. Tak memilih, siapa pun yang minta tolong akan berusaha Beno bantu.
Termasuk ketika ada lelaki tinggi kurus dan bertato yang Beno tak kenal menitipkan barangnya. Pemuda tersebut meminta tolong ke Beno menitipkan sebuah bungkusan plastik hitam.
Tanpa curiga sedikit pun Beno menerima bungkusan platik tersebut dan menyimpannya di toko kosong tempat Beno numpang tidur. Lelaki tersebut memberi uang 100 ribu ke Beno agar menjaga bungkusan tersebut dengan hati hati. Beno surprise karena mendapat rejeki. Uang 100 ribu rupiah sangat besar bagi Beno. Lelaki tersebut minta Beno tidak membuka bungkusan tersebut. Beno patuh. Beno membawa bungkusan tersebut ke tempatnya. Beno menyimpannya dengan penuh tanggungjawab.
Lelaki tersebut berjanji akan datang seminggu kemudian mengambil barang titipannya. Lelaki tersebut menggunakan kaca mata hitam. Perawakannya tinggi kurus. Ada tato di lengan dan lehernya.
****
Seminggu kemudian, saat Beno asik menyantap makanan nasi bungkus, Lelaki yang tempo hari menitip bungkusan Hitam datang. Ia meminta bungkusan itu Ke Beno. Lelaki kurus tinggi itu tampak tergesa gesa dan gugup.
“Apa kabarnya Dek,” kata lelaki tinggi kurus ke Beno.
“Baik sehat mas.” Jawab Beno singkat. Beno berhenti makan dan mencuci tangannya dengan air mineral.
Sembari meminta bungkusan hitam ke Beno, Lelaki tinggi kurus tersebut mengamati sekeliling pasar. Matanya waspada melihat ke segala penjuru arah. Saat ia menerima bungkusan hitam dari Beno, tiba tiba ada empat lelaki berpakaian preman mendekat dan menangkapnya. Bungkusan hitam tersebut di sita keempat lelaki berpakaian preman.
Lelaki tinggi kurus tak menyanga kalau telah diintai dan diawasi pihak berwajib. Lelaki kurus dan tinggi itu langsung menyergap dan memeluk Beno sambil menodongkan pisau ke leher Beno. Beno kaget. Beno berontak berusaha melepaskan diri. Kekuatan lelaki tinggi kurus membuat Beno tidak bisa berbuat banyak. Todongan pisau yang sangat tajam membuat jantung Beno berdetak kencang. Keringat dingin mengalir dari pipi Beno. Salah gerak bisa melukai leher Beno.
Keempat pria berpakaian preman yang meruapakan anggota Polisi, telah mengejar komplotan pengedar barkoba meminta pengunjung pasar untuk menjauh. Agar, memudahkan proses penangkapan. Pengunjung pasar patuh dan menyaksikan dari jarak jauh.
Polisi meminta si Lelaki tinggi kurus untuk menyerah. Polisi mengeluarkan pistol dan senapan yang diarahkan ke pengedar obat terlarang. Negosiasi berlangsung alot. Beno jadi Sandra. Polisi berhati hati agar Beno tidak cedera atau luka dan juga waspada agar Lelaki pengedar obat terlarang tersebut tidak kabur. Beno ciut manakala pisau itu nempel di lehernya. Kilatan warna putih memantul dari pisau saat terkena cahaya matahari. Beno tak berani berontak.
Beno disandera selama dua jam. Saat lengah, Beno menggigit tangan si lelaki tinggi kurus. Pisau yang tadinya menempel di leher Beno terlepas. Seorang satpam pasar yang ikut membantu polisi membantu melindungi Beno. Pisau yang terjatuh di tendang Beno menjauh dari arah lelaki tinggi kurus tersebut. Saat Beno berhasil melepaskan diri, Polisi melepaskan tembakan untuk melumpuhkan. Polisi menembak kaki si lelaki tinggi kurus tersebut. Lelaki itu di lumpuhkan dengan timah panas. Anggota komplotan pengedar narkoba itu tersungkur ke lantai. Polisi dengan mudah menangkapnya. Sebuah borgol dipasang di kedua tangan lelaki tinggi kurus itu.
Polisi mengambil bungkusan hitam dan beberapa barang bukti. Salah seorang dari keempat polisi berpakaian preman membuka bungkusan hitam dan mengambil sampel dari serbuk berwarna putih. Menjilat bubuk putih itu. Terbukti kalau serbuk berwarna putih yang dibungkus plastik hitam adalah salah jenis Heorin yang bernilai tinggi. Harganya bisa menembus 3 juta per gram.
Barang yang dibungkus pelastik hitam ternyata bagian dari bisnis gelap jaringan pengedar narkoba kota besar Indonesia. Beberapa anggota jaringan pengedar narkotika sudah dilumpuhkan. Salagh satunya penangkapan di di sebuah apartemen Jakarta, Jumlah barang haram yang berhasil disita mencapai puluhan kilogram.
Heroin kualitas terbaik lebih mahal dari Emas. Kalau Emas satu gram 24 karat nilainya 930.000 rupiah. Heroin satu gram mencapai 3 juta rupiah. Barang haram yang disita dari lelaki tinggi kurus seberat 100 gram. Kalau di rupiahkan angkanya mendekati tiga ratus juta.
Lelaki perpakaian preman yang ternyata anggota kepolisian sudah lama melakukan pencarian dan memburu pelaku pengedaran barang haram. Lelaki tinggi kurus kemudian di borgol. Beno ikut diamankan. Beno di masukkan ke mobil polisi. Beno dan Lelaki tinggi kurus di bawa ke kantor polisi untuk dilakukan pemeriksaan. Beno menolak karena merasa tidak bersalah. Polisi memberi tahu Beno kalau tujuan di bawah ke kantor polisi untuk diminta keterangan demi kelengkapan pembuatan berita acara. Polisi meminta kerumunan yang menyaksikan proses penangkapan bubar dan meninggalkan lokasi. Beno takut dan menangis.
Dampak negatif penggunaan narkoba sangat merusak dan merugikan bagi kesehatan pengguna. Dapat mengganggu sistem syaraf (neurologis) seperti kejang kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi. Menggangu jantung dan pembuluh darah seperti infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah. Gangguan pada kulit seperti alergi dan eksim. Gangguan pada paru paru berupa sukar bernafas dan pengerasan jaringan paru paru
Dampak fisik lainnya adalah penurunan fungsi hormon produksi, dan beresiko tertular penyakit hepatitis dan HIV bila pengguna menggunakan jarum suntik.
Dampak psikisnya adalah lambat bekerja, ceroboh bekerja, sering tegang, gelisah, hilang kepercayaan diri, apatis, penghayal, penuh curiga, agitatif, sulit berkonsentrasi, perasaan kesal, menyakiti diri, perasaan tidak aman, cenderung ingin melakukan bunuh diri, tertekan bahkan ganas dan tingkah laku brutal.
Selain dampak Fisik, Psikis, juga ada dampak Sosial. Pengguna mengalami gangguan mental, anti sosial dan asusila, dikucilkan lingkungan. Merepotkan dan jadi beban keluarga. Pendidikan terganggu, masa depan suram.
Dampak penggunaan Narkoba sangat buruk dan merusak . Pengobatan kadang tidak berhasil bila pengguna sudah kecanduan. Karena mengobati jauh lebih sulit, maka penangan yang efektif adalah memutus mata rantai pengederapan narkoba. Melawan peredaran narkoba tidaklah mudah. Teknologi yang digunakan oleh mafia narkoba terus berubah dan makin modern. Kadang aparat kalah melawan canggihnya teknologi yang dimiliki para mafia narkoba.
Lelaki hitam tinggi kurus yang berhasil ditangkap polisi adalah salah satu sindikat pengedar obat terlarang yang terkenal jago menghindar. Aksinya sudah dua tahun terakhir meresahkan pihak kepolisian. Lelaki tinggi kurus itu licin bagai belut. Ia selalu bisa menghindari penangkapan aparat kepolisian. Ia adalah bagian sindikat internasional. Jaringannya sangat kuat.
Saat lelaki tinggi kurus mendekati Beno untuk menitip bungkusan plastik Hitam, salah seorang intel yang berada di pasar curiga dan menghubungi pihak berwajib. Kepolisian yang sudah lama memburunya tidak menyia nyiakan kesempatan. Pihak kepolisian menempatkan anggotanya yang berpakaian preman di sekitar tempat istrahat Beno. Pihak kepolisian sabar menunggu kedatangan pria tinggi kurus untuk mengambil barang titipannya.
Anggota polisi yang ditugaskan melakukan penyamaran. Ada yang bertindak sebagai tukang parkir, penjual bakso, buruh angkut dan cleaning service. Dua puluh empat jam polisi melakukan penyamaran dengan sempurna.
****
Sampai di kantor, Polisi melakukan interogasi ke lelaki tinggi kurus. Penyeledikian di kembangkan. Informasi Jaringan pengedaran narkotika dan obat terlarang digali lebih dalam. Lelaki tinggi kurus tersebut diminta untuk membongkar jaringan mereka. Meski berbelit belit memberi informasi, Satu demi satu informasi anggota jaringan di sekitar Magelang dan Jogyakarta berhasil di kantongi pihak kepolisian. Anggota jaringan pengedar narkotika dan obat terlarang ada yang masih mahasiswa, pengangguran dan anggota oknum polisi.
Pantas saja para pemakai obat terlarang tersebut bisa merambah kampus karena pengedarnya adalah mahasiswa yang tahu seluk beluk dunia kampus. Dan terjawab kenapa aparat sulit sekali menangkap jaringan pengedar ini karena ada oknum polisi yang selalu membocorkan rahasia.
Jaringan Naga Putih adalah jaringan penjualan narkotika dan obat terlarang dari negeri Tiongkok. Anggotanya ada di berbagai negara. Jumlah narkotik yang diedarkan di Indonesia sangat besar beratnya hingga ratusan kilogram. Nilainya ratusan miliar. Dampak buruknya juga sangat massif.
Berita penangkapan Pengedar Narkotik dan Obat Barang terlarang langsung Viral. Ditayangkan di media elektronik, Di muat di media massa. Sumi kaget dan tak menyangka anak kesayangnya ada di kantor polisi. Ditangkap bersama jaringan pengedar Narkotika. Sumi tak habis pikir kenapa Beno Ikut diamankan bersama pelaku jaringan pengedar Narkoba. Sumi segera menelpon pihak berwajib untuk menemui anaknya.
Pihak berwajib tidak menemukan ada bukti keterlibatan Beno sebagai anggota jaringan internasional pengedar obat terlarang. Beno hanya diperalat orang lain. Beno hampir terjebak lebih dalam praktek traffiking. Beno di lepaskan. Sumiatun dan Heru melakukan penjemputan ke kantor polisi. Sumiatun menangis haru kala menemui Beno di kantor polisi. Ia memeluk anaknya erat.
Polisi menasehati Sumi agar selalu menjaga buah hatinya dengan baik. Polisi berkata kepada Sumi, anak tidak hanya butuh materi. Anak juga butuh asupan kasih sayang, perhatian dan cinta kasih. Tanpa emphaty anak anak akan merasa gersang dan terluka. Ikatan emosi anak terhadap ibunya itu sangat besar. Ketika orang tua mengabaikan anak dapat menyebabkan luka batin yang perih.
Polisi mengatakan kepada Sumi, Anak itu adalah berlian bagi ibunya, dan Ibu adalah matahari bagi anaknya.
Usai mendapat nasehat dari polisi, Sumiatun kembali memeluk Beno. Beno menangis karena merasakan ketulusan hati Ibunya. Sumi menghapus air mata yang meleleh di pipi Beno. Sumi menggendong anaknya. Menuju mobil di parkiran. Heru ikut senang karena bisa berkumpul. Heru memegang kepala Beno. Mobil yang dikendarai Sumi, Beno dan Heru meninggalkan parkiran kantor kepolisian. Di jalan yang beraspal mulus dan sepi, terlihat pemandangan yang sungguh indah. Sisi kiri dan kanan jalan dipenuhi persawahan yang hijau. Dari jauh gunung Merapi tertutup awan tipis. Sumi sangat bahagia bisa berkumpul kembali dengan buah hatinya. Beno janji tidak akan kabur lagi dari rumah.
TAMAT.
Beno dan Nenek (Part 9)
21 Mei 2021 Tinggalkan komentar
in cerpen
Tulisan Fiksi
Berbekal motor pinjaman, Sumiatun yang awalnya akan berangkat mencari Beno bersama Nenek dibatalkan. Heru mohon agar dirinya saja yang mencari bersama Sumi. Nenek diminta istrahat di rumah. Heru mengambil alih motor. Heru meminta Sumi jadi penunjuk jalan menuju kota Jogyakarta. Heru tak tahu jalan. Navigasi diserahkan ke Sumi yang masih hapal jalan jalan di kota jogyakarta meski sudah hampir tujuh tahun merantau di Batam.
Heru membonceng Sumi. Heru memakai helem warna hitam. Sumi memakai warna Merah. Sumi membaw tas ransel kecil. Berisi Mukena, air mineral, dan makanan ringan. Heru menghidupkan motor. Perlahan meninggalkan halaman rumah Nenek. Motor melintas jalan tanah yang agak basah. Sesaat kemudian motor sudah masuk ke aspal jalan. Heru mengemudikan motor secara hati hati. Kecepatan motor rata rata 40 hingga 50 kilometer per jam. Ia pernah ikut savety driving jadi kesadarannya terhadap keselamatan berkendara cukup baik.
Heru memilih jalan kompas. Jalan yang dipilih menuju kota Jogya adalah jalur jembatan gantung Duwet. Jembatan Duwet tidak bisa dilalui mobil, hanya sepeda motor dan pejalan kaki. Jembatan Duwet banyak digunakan warga Desa Banjarharjo Kalibawang Jogyakarta dan Desa Bligo Kecamatan Ngluar Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Lebih cepat dan aman. Jembatan gantung ini dibangun tahun 1930 pada masa penjajahan Belanda. Dulu berfungsi untuk memudahkan pengiriman logistik antara Jawa tengah dan Jogyakarta.
Setelah melewati jembatan gantung Duwet terlihat pengairan dan pemandangan sawah di kiri kanan jalan nan begitu indah. Warna hijau dan kekuningan di persawahan. Aroma bunga padi membuat pernafasan jadi segar. Pemandangan yang tidak Heru temukan di Batam. Heru diam diam kagum dengan indahnya pemandangan sawah di kiri kanan jalan. Ini adalah kepingan surga yang diturunkan Tuhan ke tanah Jogya yang subur, Heru membatin.
Sasaran Heru adalah Kantor Dinas Sosial Kota Jogyakarta di Jalan Kenari Kecamatan Umbulharjo. Heru mengharap mendapat informasi yang bisa memberi petunjuk tentang lokasi anak jalanan di Jogyakarta. Meski tidak banyak jumlah anak jalanan di Kota Jogyakarta, tapi ada saja anak jalanan pendatang dari luar Jogyakarta yang menjadikan tempat keramaian dan pusat wisata Jogyakarta sebagai lahan mencari rejeki.
Sembari membawa kendaraan, pikiran Heru tidak fokus di jalanan raya. Pikiran Heru melayang memikirkan kondisi batin Sumiatun yang berkecamuk dan pekerjaan yang didelegasikan di batam. Meski Heru hati hati menawa kendaraan dengan kecepatan hanya 40 hingga 50 kilometer per jam, ia lupa menyalakan lampu sein saat berbelok. Sebuah mobil yang laju mengerem mendadak. Heru kaget, terlambat mengerem dan terjatuh menimpa mobil yang berada di belakangnya.
Heru dan Sumi bangkit dari aspal. Memperbaiki posisi motor, lalu menuntun motor ke pinggir jalan. Tak ada luka. Hanya ada baret di motor. Mobil yang diserempet Heru juga kena goresan atau baret. Heru jadi tak enak karena menyebabkan mobil orang kena gores. Supir mobil keluar dari mobil, menghampiri Heru sembari marah dan menunjuk muka Heru.
“Anda tidak punya mata ya. Bawa motor seenaknya saja. “ Kata supir mobil berwarna merah.
“Bro kalau bawa kendaraan yang benar dong. Gara gara tidak menghidupkan lampu sein saat belok kanan membuat kami tak bisa menghindar. Nih akibatnya mobil kami kena baret.” Lelaki tinggi besar itu menunjuk ke arah mobilnya.
“Maaf Mas kami tak sengaja.” Kata Heru gugup. Heru melepas masker agar bisa berkomunikasi dengan mudah.
“Wah minta maaf sih gampang, tapi siapa yang akan memperbaiki baret mobil ini.” Kata Lelaki tinggi tersebut.
Heru mengambil kartu namanya dan meminta Lelaki tersebut menghubunginya. Heru buru buru mau melanjutlkan perjalanan ke kantor Dinas Sosial Kota Jogyakarta
Lelaki Tinggi tersebut tak mau terima, ia meminta uang ganti rugi ke Heru. “Saya tak butuh kartu ini, saya butuh pertanggungjawaban. Kalau kartu bisa saja nanti kabur dan tak mau bertanggungjawab.”
“Anda, kalau bawa kendaraan harusnya hati hati Bro. “ Kata lelaki itu dengan nada tinggi.
Heru tak mau memperpanjang urusan , ia tahu harga perbaikan kalau kena baret. Heru menarik tiga lembar uang merah pecahan seratus ribu dari dompetnya. Lelaki itu berhenti marah dan langsung memasukkan tiga lembar uang seratus ribu itu ke kantongnya.
Nah begini kan enak. Saya bisa membawa ke bengkel dan menutup baret ini agar bos saya tidak marah. Lelaki tinggi itu senang karena uang yang diberikan Heru sudah lebih dari cukup.
Wajah lelaki tersebut berubah seketika, yang tadinya sangar jadi ramah. Lelaki itu lalu mempersilahkan Heru melanjutkan perjalanan.
Lelaki itu berkata, “Hati hati di jalan. Maaf tadi kalau saya kasar.”
Heru kembali memakai maskernya. Ia merasa shok karena menyebabkan kecelakaaan lalu lintas. Beruntung tidak ada Polisi yang datang saat kejadian. Heru tidak punya SIM Motor. Heru hanya punya SIM A.
****
Heru dan Sumi memarkir motor. Melangkah ke ruang resepsionis Kantor Dinas Sosial Jogyakarta. Petugas di ruang resepsionis mengarahkan Heru dan Sumi ke bagian Rehabilitasi Sosial. Tak banyak pengunjung. Heru dan Sumi bisa langsung diterima oleh petugas bagian Rehabilitasi Dinas Sosial Kota Jogyakarta. Heru meminta informasi, petunjuk dan saran ke petugas sosial tentang keberadaan tempat tempat anak punk, anak pengamen dan pengemis berkumpul. Petugas Sosial mengatakan bahwa keberadaan anak jalanan sudah berkurang karena sering dilakukan penataan dan pembinaan. Anak jalanan yang mengemis dan mengamen yang kena tangkap di bawa ke panti. Diberikan pembinaa, pelatihan dan setelah mandiri akan di kembalikan ke masyarakat.
Meski begitu ada saja kasus kasus baru muncul meski tidak banyak. Petugas Rehabilitasi mengatakan ke Heru dan Sumi penyebab munculnya anak jalanan, pengemis dan pekerja seks komersial di bawah umur. Para korban terjebak jaringan traffiking. Mereka terpaksa hidup dijalanan karena banyak faktor. Petugas tersebut menguraikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perdagangan perempuan dan anak adalah :
a. Kesulitan ekonomi atau kemiskinan.
b. Keluarga tidak harmonis;
c. Menikah atau cerai pada usia dini;
d. Korban pelecehan seksual pada usia dini;
e. Korban perkosaan
f. Terbatas kesempatan kerja;
g. Terpengaruh oleh anak lain yang sukses
Sumiatun menunduk saat mendengar pembahasan keluarga yang tidak harmonis sebagai penyebab terjadinyan anak jalanan. Sumi merasa sangat bersalah dengan keputusannya beberapa tahun lalu saat mengusir Heru suaminya dan yang terb maru memohon Beno mengaku sebagai bukan anak kandung di depan Heru. Sumi sangat menyesal. Sumi lalu mengangkat wajahnya dan memandang ke wajah Heru.
Sumi berkata , “Maafkan aku ya Bang. Ini semua gara gara saya. “
Heru yang paham kiondisi Sumi coba untuk beremphaty. “ Ya sudah lupakan. Toh saya tak mempermasalahkan lagi. Saya ihklas dengan kondisimu saat ini. Ayo lah move on. Lebih bagus energi kita konsentrasikan untuk mencari Beno.”
Sumi menyerahkan Foto Beno ke petugas rehabilitasi Dinas Sosial Jogyakarta. Mengharap ada petugas Dinas Sosial menemukan anak itu saat ada rasia gelandangan, pengemis dan anak terlantar. Sumi memohon petugas sosial menghubunginya. Sumi memberikan nomor kontak yang bisa dihubungi ke pegawai Dinas Sosial.
Banyak kasus yang Dinas Sosial tangani . Umunya anak terlantar, pengemis, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) , ketergantungan obat, Orang Dengan Gangguan Jiwa ( ODGJ) , Traffiking atau perdagangan anak dan wanita. Upaya yang cukup melelahkan adalah memberantas traffiking. Upaya pemberantasan Traffiking ini rada sulit, karena banyak kasus terjadi justru pelakunya adalah anggota keluarga sendiri. Kalau pun ada yang menemukan kasus Traffiking takut melapor ke pihak berwajib. Kasus traffiking jadi laten. Kesannya tidak ada tapi praktekkan tetap jalan.
Bentuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau Traffiking atau perdagangan perempuan dan anak yang terjadi , ada beberapa model. Yang pertama adalah adopsi atau pengangkatan anak dengan prosedur atau jual beli anak kepada warga sendiri dan warga negara asing. Model kedua bisa berupa kawin kontrak. Dimana para wanita tersebut dipesan dari daerah daerah tertentu untuk dijadikan istri kontrak. Model ketiga melibatkan anak anak dalam perdagangan obat obat terlarang. Ada juga perdagangan anak dengan cara mempekerjakan anak di bawah umur di Jermal dan perkebunan. Kasus lainnya adalah eksploitasi pedophilia seksual, pornografi perempuan dan anak. Mempekerjakan anak dan wanita untuk mengemis dan meminta minta. Mempekerjakan anak dan perempuan secara paksa. Dan ada juga yang memperkerjakan anak dan perempuan untuk prostitusi.
*****
Dinas sosial berupaya secara maksimal melakukan pemberdayaan. Yang jadi masalah anak anak yang keluar dari panti sosial setelah diberikan pelatihan hard skill kembali ke Jalanan. Mereka tidak menemukan emphaty di rumah. Banyak keluarga yang tidak pandai beremphaty sehingga anggota keluarga yang batinnya luka akan kembali kabur ke jalanan. Mereka kembali ke jalan dan beberapa dari Mereka terjebak oknum yang melakukan praktek traffiking secara halus. Ada oknum yang berkedok Yayasan. Ada oknum aparat yang bekerja sama dengan jaringan traffiking. Para oknum yang terlibat jaringan inilah yang paling susah dikendalikan. Banyak cara mereka untuk melakukan praktek traffiking. Di balik praktek traffiking para oknum bisa mendulang rupiah dengan mudah.
Tindak Pidana Perdagangan Orang atau pelaku Traffiking acap kali melibatkan jaringan yang sangat luas, mulai dari anggota keluarga, oknum aparat, oknum imigrasi sampai jaringan mafia internasional. Sayang tidak sedikit pula keluarga yang justru menganggap jaringan perdagangan orang sebagai pahlawan karena memberi pekerjaan kepada korban, padahal dari sisi korban sering mengalami eksploitasi sangat parah sehingga menggaggu tumbuh kembangnya sebagai manusia.
Anak anak putus sekolah dan anak anak yang kabur dari rumah ditampung di tempat mereka. Oknum yang berada di jaringan traffiking punya banyak informasi. Mereka mampu membayar oknum aparat agar tutup mulut. Kadang kadang oknum aparat tidak proaktif kala ada pelanggaran traffiking. Jaringan pelaku traffiking dalam menjalankan bisnis kotornya hanya kamuflase di depan hukum. Oknum tersebut hanya menyediakan infrastruktur seadanya dalam kegiatan pemberdayaan anak. Untuk menjerat anak anak dan wanita, oknum hanya menyediakan tempat untuk berteduh, tempat untuk tidur, mandi, makan, minum dan pakaian. Secara tidak langsung anak anak dan wanita yang di tampung terikat dalam sebuah sistem jaringan traffiking.
Anak anak tersebut dikoordinir. Ada pengawas yang selalu mengamati dan mengawasi gerak gerik ketika anak asuh di sebar di jalanan untuk mengemis dan mengamen. Begitu juga wanita muda yang dijadikan pekerja seks komersial selalau mendapat pengawasan 24 jam. Para pengawas punya sistem komunikasi yang rapi. Saat para wanita muda yang dijadikan pekerja seks komersial saat mendapat pelanggan lelaki hidung belang, mereka dikawal ketat keluar dari penginapan kemudian akan dikawal balik setelah kencan dengan para lelaki hidung belang. Para wanita muda yang kebobolan dan hamil dipaksa untuk menggugurkan kandungan. Para wanita muda tersebut juga dipaksa untuk minum pil anti hamil.
Hasil jerih payah anak jalanan baik pengemis, pengamen hingga wanita muda yang dipaksa jadi pekerja sosial komersial akan disetor 75 persen ke oknum pengawas atau pengelola. Miris. Ketika para korban melakukan perlawanan, tak segan segan pengawas melakukan siksaan secara fisik. Kalau sudah masuk ke jaringan traffiking susah untuk lepas. Para wanita muda korban traffiking tersebut baru dibuang saat nilai juanya dianggap menurun. Kadang juga para wanita muda tersebut di lepas karena sering sakit sakitan.
Tak jarang para wanita muda melakukan upaya bunuh diri karena tak tahan dengan beban mental yang menghinggapinya. Jaringan traffiking tak pernah kehabisan stok. Kadang kadang wanita muda korban kekerasan rumah tangga dan korban perkosaan sengaja bergabung ke jaringan traffiking karena ingin melarikan diri lingkungan rumah yang dianggap seperti neraka. Mereka tidak mendapat kasih sayang dan kedamaian dari keluarga, makanya mereka memilih menjerumuskan diri menjadi wanita pekerja seks komersial.
Pengawasan terhadap anak anak kecil yang di pekerjakan sebagai pengemis dan pengamen tidak terlalu ketat. Anak anak yang masih balita tak punya kekuatan. Mereka biasanya di buang orang tuanya karena sang anak lahir dari orang tua yang tidak bertanggungjawab. Anak hasil hubungan gelap dijadikan sebagai property untuk menimbulkan simpaty para pengguna jalan. Anak anak yang menggendong balita seolah olah sebagai pengganti orang tua adalah akal akalan jaringan traffiking. Mereka punya pengawas yang menjaga dan memonitor kerja anak anak tersebut dari kejauhan. Tak ada anak anak yang berani kabur. Bila ada anak yang kabur akan di kejar dan diberi hukuman. Anak anak yang sudah terjebak susah untuk keluar. Kecuali membayar uang tebusan untuk mengganti makan minum dan biaya penginapan.
Selaian balita, usia anak anak yang dieksploitasi rata rata berumur 5 hingga 11 tahun. Anak anak tersebut di beri tempat tinggal, pakaian dan makanan . Tugas anak anak tersebut wajib meminta minta di jalanan dan mengamen. Para pengawas selalu berada tak jauh dari anak anak jalanan. Saat ada patroli dari Polisi Pamong Praja dan Dinas Sosial anak asuh tersebut langsung diamankan. Upaya Polisi Pamong Praja dan Dinas Sosial selalu kalah cepat. Karena ada oknum yang tidak bertanggungjawab, upaya pemberantasan anak jalanan, pengemis dan prostitusi anak sering gagal. Rencana penangkapan anak jalanan dan Pekerja seks komersial sering bocor ke oknum aparat yang bekerja sama dengan jaringan Traffiking.
Para pengawas di jaringan traffiking bagai belut. Licin dan sulit di tangkap. Mereka leluasa bertugas untuk memastikan anak anak jalanan bekerja dan mengumpukkan uang sebanyak mungkin. Uang tersebut lalu disetor ke pimpinan. Kadang anak yang kurang setoran mendapat kekerasan fisik dari pengawas. Kekerasan fisik ini membuat anak anak jadi trauma dan tak berani melawan.
Anak anak jalanan tak bisa berbuat banyak. Ia takut karena nyawanya terancam jika melawan. Ia harus disiplin turun ke jalanan untuk meminta minta. Ada yang mencoba kabur namun berhasil di tangkap oleh pengawas . Anak tersebut boleh pergi asal menyetor uang tebusan sebagai ganti uang makan dan uang tempat bernaung.
Anak anak jalanan tersebut tak bisa menghindar. Kabur akan diminta ganti rugi atau hukuman fisik. Mau balik ke rumah merasa tak nyaman berada di rumah karena kecewa dengan pola asuh orang tuanya. Bertahan di Panti sosial juga tidak bisa lama lama karena daya tampung terbatas. Dinas sosial punya keterbatasan.
Sumi sedih dengan keberadaan anak jalanan yang tinggal dan besar di jalanan tanpa kasih sayang orang tua. Sumi menyesal karena membuat Beno kabur dari rumah. Sumi takut Beno berada pada cengkraman mafia traffiking. Sumi mengharap Beno baik baik saja.
*****
Heru dan Sumi meninggalkan Kantor Dinas Sosial melanjutkan pencarian ke Malioboro. Sumi bertanya kepada setiap pengamen, pengemis dan kelompok seni jalanan yang di temui. Sumi akhirnya mendapat sedikit harapan ketika ada salah satu anggota kelompok seni jalanan yang mengenali ciri ciri seperti ciri ciri Beno. Pengamen bertato dan bertindik di hidung menjelaskan ke Sumi bahwa ia pernah melihat ciri ciri seperti di foto Beno yang ditunjukkan Sumi.
Pengamen tersebut mengatakan tak berani mengantar ke lokasi penampungan anak anak pengamen dan pengemis tersebut. Pengamen tersebut takut dengan kaki tangan jaringan traffiking yang kejam. Pengamen itu menyampaiakan ke Sumi bahwa cara termudah mengeluarkan anak anak yang dikuasai jaringan traffiking adalah menebus dengan uang sebanyak 5 hingga 10 juta rupiah.
Sumi tersentak. Tak menyangka kalau Beno dikendalikan jaringan traffiking atau Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
“Mas tolong lah saya. Bagaimana caranya saya bisa mengeluarkan anak saya .” Sumi memohon.
“Saya takut membocorkan Mbak. Kalau ketahuan saya bisa dibunuh kelompok mereka.” Kata Si Pengamen bertato itu berbohong.
“Saya akan bayar asalkan memberitahukan letak penampungan mereka,” kata Sumi.
SI pengamen bertato mau memberikan informasi penting asal dibayar satu juta rupiah. Si Pengamen tersebut memberikan catatan berisi alamat rumah penampungan anak anak korban traffiking. Sumi memberi uang sebanyak 500 ribu rupiah sebagai DP dan akan di tambah lagi 500 ribu rupiah kalau anak yang dimaksud benar benar Beno. Uang tersebut langsung di kantongi si Pengamen. Si Pengamen bertato memandu Sumi dan Heru ke lokasi ruko yang tampak sepi dan terkesan normal bila dilihat dari luar rumah penampungan. Tempatnya di Giwangan di sisi Barat Stasiun Tugu.
Sampai di lokasi si Pengamen bertato menemui pendamping anak anak jalanan. Si Pengamen bertato lalu menghampiri pengawas rumah penampungan. Setelah berbisik ke pengawas si pengamen bertato tersebut pamit setelah mempertemukan Sumi dan Heru dengan si pengawas rumah penampungan.
Tak lama kemudian datanglah seorang bocah yang warna baju dan ukuran tubuhnya persis seperti Beno. Bocah itu memiliki cici ciri yang pas seperti Sumi ceritakan ke Pengamen bertato tadi. Tinggi dan berat sama dengan Beno. Baju yang dikenakan juga jersey olahraga sepak bola Real Madrid berwarna putih. Bocah tersebut dipanggil oleh sang pengawas rumah penampungan. Sesaat kemudian bocah tersebut keluar dari kamar. Bocah itu berjalan tanpa ekspresi menemui Sumi. Tangan kanan bocah tersebut memegang ukulele. Bocah tersebut menghampiri Sumi dan Heru.
Saat bocah itu keluar dari kamar penampungan, dari jauh nampak persis seperti ciri ciri Beno. Sumi senang dan memanggil bocah itu segera mendekat. Namun setelah dekat. Sumi baru sadar kalau bocah yang ditunjukkan bukanlah Beno. Bocah yang menemui Sumi tidak memiliki tanda lahir tahi lalat di bawah mata kanan. Beno punya tanda lahir tersebut.
“Tante mencari saya, ada yang bisa di bantu .” Kata bocah tersebut.
Saya mencari anak saya. Namanya Beno katanya berada di lokasi penampungan ini. Ya sekilas penampilannya mirip kamu Nak. Nama anak saya Beno dan ada tahi lalat sebagai tanda lahir dia.
“Wah itu bukan saya berarti, Nama saya bukan Beno. Nama saya adalah Paijo. “ Kata Bocah itu datar.
“ Saya tak kenal sampean.” Bocah pengamen itu kembali masuk ke ruang penampungan bersama teman temannya. Sumi dan Heru kecewa dan sedih. Usahanya belum membuahkan hasil. Sumi dan Heru nampak kelelahan setelah berjalan seharian mencari Beno. Kemanahah Beno berada? Sumi sedih. Ia tak sabar ingin segera berjumpa Beno.
****
Sumi dan Heru meninggalkan rumah penampungan. Menuju ke parkiran mengambil motor. Sumi melanjutkan pencarian. Tapi badannya mulai lelah. Sejak siang belum diisi makanan. Energinya melorot. Sumi dan Heru sepakat untuk beristrahat. Mereka memilih angkringan yang menyediakan aneka makanan. Sumi memesan nasi kucing, sate usus , sate telur puyuh dan gorengan serta Teh manis. Heru juga memesan menu makanan yang sama seperti pilihan Sumi. Mereka nampak lahap menikmati penganan khas Jogyakarta tersebut.
Meski pemerintah sudah melakukan sosialiasi agar menjaga 3 M (Menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) , namun ada saja pengunjung yang lalai. Tidak memakai masker. Heru hanya bisa protes dalam hati atas tindakan kurang disiplin para pengunjung angkringan. Heru sadar harus extra hati hati menjaga diri dari penularan covit 19, karena Heru punya riwayat penyakit asma.
Pengunjung yang berada di samping Heru posisi duduknya dekat sekali dari posisi Heru, saat menunggu makanan pengunjung itu tidak menggunakan masker. Heru ingin pindah tempat duduk namun tak ada lagi ruang kosong. Heru nekat duduk di dekat pengunjung yang tak pakai asker tersebut. Semoga tidak terjadi hal yang tak diinginkan, Heru membatin. Heru buru buru menghabiskan makanan dan mengajak Sumi untuk segera meninggalkan angkrinan tersebut.
Usai makan Heru membayar ke kasir. Tenaga Sumi dan Heru berangsur kembali pulih. Mereka menuju Jalan Malioboro. Sumi dan Heru berjalan dari ujung ke ujung jalan Malioboro. Perhatian Sumi dan Heru hanya fokus ke sudut sudut Toko mengharap bisa menemukan Heru. Aneka produk pakaian, tas, assesori yang ditawarkan para pedagang kaki lima Malioboro tidak menarik minat Sumi. Pikiran Sumi hanya Beno.
Menjelang Magrib Heru dan Sumi memutuskan mengakhiri pencarian. Akan dilanjutkan esok hari. Saat menuju parkiran, dari kejauhan ada group musik angklung yang memainkan musik berjudul Di Sayidan karya Aloysius Oddisey Sanco. Lagu itu dirilis tahun 2003. Lagunya mudah dinyanyikan. Lagu itu akrab di telinga Sumi. Waktu duduk di bangku SMA Sumi suka menyanyikannya.
Di Sayidan
Oh, coba kawan kau dengar, ku punya cerita
Tempat biasa aku berbagi rasa
Suka duka tinggal bersama
Di gang gelap, di balik ramainya Jogya
Mari sini berkumpul , kawan, wo-woo
Dansa, dansa sambil tertawa, ha-ha-ha, hey
Oh, coba kawan kau dengar, ku punya cerita
Tempat biasa aku berbagi rasa
Suka duka tinggi bersama
Di gang gelap, di balik ramainya Jogya
Mari sini berkumpul, kawan, wo-woo
Dansa, dansa sambil tertawa, he-he
Bila kau datang dari selatan
Langsung saja menuju Gondomanan
Belok kanan sebelum perempatan
Teman-teman riang menunggu di Sayidan
Di Sayidan, di jalanan
Angkat sekali lagi gelasmu, kawan
Di Sayidan, di jalanan
Tuangkan air kedamaian, hey
Hey, hey
Hey, hey
Dan jangan kau takut pada gelap malam
Bulan dan bintang semuanya teman
Tembok tua, tikus-tikus…
BERSAMBUNG.
Beno dan Nenek (Part 8)
21 Mei 2021 Tinggalkan komentar
in cerpen
Tulisan Fiksi
Kemanakah Beno pergi? Pagi itu Beno diam diam meninggalkan rumah, berjalan kaki menuju arah tempat ia sering menyendiri kalau sedang bosan atau kalut. Satu ransel berisi beberapa potongan pakaian Beno bawa. Ia memakai baju kaos bola Real Madird warna putih. Pakai celana panjang dan sendal jepit merek swallow . Beno sebetulnya tidak tahu kemana arah tujuan utama yang akan ditempuh, yang penting bisa kabur dari rumah dan tidak berjumpa Sumiatun ibunya. Beno sangat kecewa. Hatinya tercabik dan terasa remuk setelah Sumi meminta untuk tidak mengaku sebagai anak demi mendapatkan Heru. Ibu macam apaan itu, Beno mengutuk dalam hati. Benci aku benci Ibu, Beno membatin. Air mata Beno masih meleleh saat kabur dari rumah.
Tak ada yang melihat saat Beno keluar dari rumah. Para tetangga juga tak ada yang lihat anak itu saat meninggalkan rumah. Beno berjalan ke arah Embung Krapyak. Embung yang relatif baru. Embung Krapyak dikelilingi pepohonan dan kebun pepaya yang subur. Ada gedung serba guna dan bangunan untuk penjualan cendera mata yang masih kosong. Di depan gedung ini terdapat halaman parkir. Mampu menampung lim a puluh kendaraan roda empat. Di belakang gedung serba guna terdapat kebun pepaya. Setelah kebun pepaya ada hutan rakyat yang ditumbuhi aneka pohon. Mangga, kelapa, durian, pisang hingga pohon beringin yang berdaun rimbun seperti logo partai Golkar.
Pemerinta Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kulonprogo telah menetapkan Embung Krapyak sebagai kawasan wisata baru yang dikelola oleh Binangun Mitra Menoreh, Badan Usaha milik desa Banjarharjo.
Di Embung Krapyak ada wahana permainan air, taman bunga, spot swafoto, taman dan wisata buah. Ada pepaya California, cabe, pohon durian. Sistem tanam menggunakan metode tumpang sari. Embung Krakpyak berlokasi di dekat wisata religi Raden Santri Kyai Krapyak. Alasan kenapa embung diberi nama Krakyak karena berdekatan dengan wisata religi itu. Luas lahan embung 3,7 hektar. Kalau hari libur selalu dipenuhi pengunjung wisatwan lokal. Sejak adanya pandemik covit 19 pengunjung turun drastis. Warung makan yang biasanya sibuk melayani pembeli tutup. Hanya warga sekitar embung saja yang terlihat sibuk mencari rumput untuk pakan kambing.
Beno leluasa dan merasa aman berada di lokasi Embung. Jarak rumahnya dan embung hanya satu kilometer. Kalaupun ada anggota keluarganya yang datang mencari Beno punya banyak tempat untuk bersembunyi. Beno sangat hapal topografi wilayah Embung. Pengunjung Embung sudah menurun drastis bahkan nihil ejak Covit 19. Embung seolah olah mati. Tempatnya jadi semakin sepi dan sunyi dari kehidupan manusia. Hari itu betul betul terasa sangat sepi, Beno leluasa beristrahat di sini.
Saat Beno sedang duduk melamun tanpa diduga Beno dikagetkan kedatangan kakak kelasnya. Namanya Boy. Boy mengejek dan membully Beno dengan sebutan kasar, “Hei Beno yang tak puya Bapak dan miskin kenapa kamu duduk sendiri di sini. Kamu tak boleh berada di sini. Ini wilayah kekuasaannku. Sana pergi. “
“Kenapa tidak boleh Mas. Bangunan Inikan milik pemerintah Desa.” Beno membalas,
Boy memalak Beno. “Kamu boleh berada di sini kalau bayar. “
Boy terkenal nakal di kampung. Ia sering membawa pisau dan menodong orang. Preman kampung. Ditakuti anak anak kecil. Uang yang dikumpulkan Boy biasanya dipakai beli Ciu untuk mabuk. Boy tidak punya ibu. Ibuyna sudah meninggal. Boy tinggal di rumah ibu tirinya yang galak. Boy tumbuh jadi jalanan dan berandalan.
Beno tidak memberi uang ke Boy karena Beno juga butuh untuk beli makanan. Boy memaksa Beno. Beno tidak melayani. Boy lalu memukul perut Beno. Beno berusaha menangkis tapi tangkisannya kurang kuat sehingga sebuh pukulan mendarat di perut Beno. Beno tersungkur. Beno berusaha menahan sakit akibat pukul Boy. “Jangan sakiti saya mas.” Beno memegang perutnya menahan rasa sakit.
Beno memohon agar Boy tidak memukulnya. Beno terduduk sembari menahan sakit. Belum sempat Beno duduk dalam posisi normal , Boy kembali mendaratkan pukulan ke wajah Beno. Beno refleks menghindar dan spontan mengambil sebuah potongan kayu balok yang ada di dekatnya. Potongan balok itu lalu digunakan untuk bertahan. Karena si Boy terus menerus menyerang , Beno pun memukulkan balok kayu itu ke arah Boy.
Pukulan Beno tanpa sengaja mendarat persis ke kepala Boy. Boy berhenti menyerang. Boy Memegang kepalanya. Ada carian hangat dan berwarna merah keluar dari kepala. Kepala boy mengeluarkan darah segar mengucur hingga ke baju. Boy tersungkur ke lantai, tergeletak. Boy menahan sakit lalu berdiri dan pulang ke rumahnya sembari menahan luka di kepalanya. Beno membuang balok kayu ke tempat sampah. Langkah Boy makin jauh. Beno lalu mencari tempat untuk bersembunyi.
Beno panik. Tindakannya membela diri malah jadi musibah. Beno takut kalau Boy datang lagi dan membawa keluarganya untuk menyerang dirinya. Beno ketakutan. Ia meninggalkan lokasi embung. Beno sangat takut. Ia takut ditangkap orang atau polisi. Beno bingung. Beno meraih ranselnya dan meningglakan gedung serba guna Embug Krapyak. Beno menuju arah mendekati kompleks kuburan krapyak. Di tempat itu sangata sepi. Beno memilih bersembunyi di sana. Ada sebuah rumah kebun yang masih layak. Beno memilih istrahat di situ. Rumah kebun itu berjarak seratus meter dari kompleks embung. Banyak tanaman produktif, pohon besar. Sangat sepi dan Jauh dari rumah penduduk. Beno berpikir Boy akan mencarinya ke sana. Tempatnya sangat sepi dan terasa angker. Boy meski preman tapi sangat takut hantu.
Beno merasa beruntung karena menemukan sebuah rumah kebun yang masih layak untuk tempat berlindung dari hujan. Berada di rumah kebun Beno merasa aman. Beno tidak lagi memikirkan ibunya. Pikiran Beno adalah fokus untuk bertahan hidup. Beno berusaha enjoy dan menikmati hidup sendiri. Ia merasakan sebuah petualangan seperti para surveyor yang pernah Ia tonton di youtube. Beno merasa tertantang. Ia merasa ada gairah hidup mandiri. Bisa mencari makananan dari alam tanpa mengeluarkan uang sama sekali. Kondisi lingkungan Embung Krapyak yang dipenuhi tananam produktif membuat Beno mudah untuk bertahan hidup.
Beno pernah menonton kisah petualangan para survivor cara bertahan hidup. Beno juga sudah membaca di koran para survival ekstrim. Mereka adalah orang orang yang tidak patah semangat meski dalam kondisi yang sangat kekurangan. Ada tiga kisah yang sangat Beno sukai. Ketiga kisah survive ekstrim itu selalu memberi dorongan kepada Beno agar selalu optimis menjalani hidup.
Yuliana Koepcke yang terbang pada 24 desember 1971 dengan pesawat LANSA 508. Pesawat yang ditumpangi Koepcke disambar petir dan hacur di ketinggian 3,2 kilometer di atas permukaan tanah. Keopcke beruntung bisa selamat dari tragedi tersebut. Meski patah tulang selangka, luka di tangan kanan dan bengkak pada mata, Keopcke bertahan hidup. Keopcke begitu sadar telah berada di tengah hutan ia berusaha bertahan hidup dengan berbekal permen yang ditemukan dekat lokasi jatuhnya pesawat. Keopcke mendapat ilmu dari orang tuanya, ia mengikuti aliran sungai. Keopcke percaya di sekitar sungai biasanya terdapat pemukiman. Keopcke berhasi menemukan perahu. Ia beristrahat di perahu itu dan akhirnya ditemukan oleh pemilik perahu.
Beno juga kagum dengan kisah Aron Ralston yang terjebak di Blue John Canyon selama 127 hari. Aron punya hoby naik sepeda gunung dan berpeualang di alam. Aron mencoba menaklukan ngarai di Utah Amerika Serikat pada 26 April 2003. Setelah bersepeda, Aron memanjat Blue John Canyon sendiri. Setelah memanjat , sebuah batu besar seberat 362,8 kilo gram jatuh menimpa tangan kirinya dan meremukkan tangan kananya ke dinding ngarai. Aron tidak dapat bergerak, Aron memutuskan untuk mengamputasi tangan kirinya setelah tiga hari terjebak di sana. Aron Ralston menggunakan pisau saku yang ia bawa. Aron merelakan tangan kirinya agar terbeas dari himpitan batu di Ngarai. Aron berjalan 9,7 kilo meter dan sebuah keluarga yang berlibur menolong dan menyelamatkan jiwa Aron Ralston. Kisah Aron akhirnya dijadikan sebuah film dengan judul 127 Hours.
Kisah menarik lainnya yang memotivasi Beno belajar survive adalah Kisah para penambang emas di Chile di kedalaman 700 meter. Kisah ini terjadi tahun 2010. Sebanyak 33 penambang terjebak di kedalaman 700 meter dengan persediaan makanan untuk 2 minggu. Para penambang bisa hidup selama enam puluh sembilan hari meski dengan persediaan makanan yang sangat terbatas. Berkat kerja sama tim yang bagus ke 33 penambang bisa selamat. Selama terjebak di kedalaman 700 meter , Luiz Urzua menjadi pemimpin utama dibantu Florencio Avalos. Yonnie Barrios yang pernah pengalaman merawat ibunya berperan sebagai dokter, penambang tua Mario Gomez berperan sebagai psikolog dan Jose Hendriquez berperan sebagai pastor yang selalu memimpin doa setiap hari. Kisah nyata ini Beno pernah tonton filmnya berjudul The 33.
****
Beno menangkap ikan yang ada di kali kecil. Ikan gabus yangi Ia tangkap dapat memberinya energi. Ikan itu dibakar dengan kayu kering yang melimpah di sana. Air tidak jadi masalah. Sebuah mata air dekat rumah kebun memberi persediaan air bagi Beno. Ah mantap kali. Hidup tak ada yang ngatur, hidup bebas dan tak ada lagi perasaan sakit hati dengan orang lain. Beno bisa berbuat sesukanya. Keterampilan survive yang ia miliki dan passionnya di bidang petualangan membuat Beno lupa pada rumah. Ia sangat senang bisa mendengar suara burung, suara angin dan aroma tumbuhan yang segar. Beno hanya takut bila ada orang lain yang menangkapnya karena telah memukul Boy tanpa sengaja.
Malam tiba. Gelap. Tak ada lampu sama sekali. Beno mengandalakan sinar bulan. Ia mencoba tidur. Mata Beno susah terlelap. Beno kembali duduk di pondok sembari memandangi lingkungan yang sepi. Suara anjing menggongong membuat suasana seperti adegan suasan film horor. Suasana seperti itu tidak mebuat Beno takut. Beno sudah dilatih untuk berpikir positif oleh neneknya. Beno berbaring ketika matanya sudah mulai terasa berat, tiba tiba ia didatangi seorang kakek yang memakai sobran berwarna putih. Kakek tua itu sangat ramah. Ia membawa makanan dan memberi Beno makanan dan minuman. Beno terbangun dan menyambut sang Kakek yang ramah.
“Kakek siapa. Kenapa ada di sini, “tanya Beno.
“Saya kebetulan lewat dan melihat ada bocah yang berbaring di rumah kebun ini. Nah kebetulan kakek ada makanan saya mau serahkan sebagaian makanan ini ke Cucu. Kakek sering lewat jalan ini kalau pulang rumah. Ya jalan pintas dari pada mutar jauh. “ Kata kakek.
“Makanlah Cu, “ kata Kakek.
Beno seperti terhipnotis oleh kakek.
Beno dengan senang hati memakan pemberian si kakek.
Setelah menyantap makanan pemberian kakek, Beno bertanya letak rumah Kakek. Beno agak bingung karena setahu Beno tak ada rumah dekat kebun ini.
“Rumah kakek tidak jauh dari sini. Cucu baiknya ikut kakek saja. Dari pada tinggal di sini sendiri. Kalau malam dingin.”
Di rumah kakek ada kasur, selimut. Kalau hujan bisa berlindung . Beno pun menurut ketika diajak si Kakek. Beno mengikuti ajakan Kakek. Beno mengambil ranselnya. Ia mengikuti langkah kakek dari belakang. Beno meraskan ada aroma wewangian pada kakek. Seperti wangi bunga melati.
Sepanjang perjalanan, Kakek itu sangat baik ia tidak hanya memberi makanan tapi juga memberi nasehat ke Beno agar rajin belajar. Rajin mengaji dan selalu melaksanakan sholat lima waktu.
Tak lama kemudian Beno sampai di rumah Kakek. Rumah Kakek berada di tengkah perkampungan yang ramai. Ada masjid, toko, sekolah, pasar. Beno takjub karena belum pernah melihat kampung yang seperti ini. Model dan arsitek bangunan seperti model tahun 1990 an. Rumah umunya berbentuk limas. Berlantai keramik. Rumah kakek lumayan besar. Bersih dan wangi. Beno dipersilahkan masuk ke rumah. Beno dipersilahkan dduk di ruang tamu. Beno melempar tubuh ke kursi kayu yang terbuat dari jati. Ukiran kayunya seperti ukiran dari Jepara. Kakek ini orang berada, pikir Beno. Kakek menyuguhkan aneka makanan ke Beno. Beno girang karena banyak makanan enak dan buah buahan di rumah kakek. Buah buahan yang diberikan ukurannya gede gede. Ada jambu, jeruk, pisang. Ukuran buahnya dua kali lebih besar di banding buah yang Beno temui di pasar. Sambil menikmati suguhan yang diberikan Kakek, mata Beno tertuju pada buku yang tertata di lemari buku. Ada banyak mushaf , buku agama di lemari Kakek. Beno kagum.
Malam makin larut. Kakek masih nampak kuat dan penuh energi. Kakek ke kamar mandi berwudhu. Kemudian Kakek mengambil Al Quran. Ini untuk kamu Cu. Oh ya Cucu boleh memegang mushaf ini kalau sudah berwudhu ya. Jangan di sentuh kalau kondisi tidak bersih atau ada najis di tubuh. Pantang menyentuh Al Quran dalam kondisi Hadas. Rajinlah membaca Al Quran dan amalkan. Hidupmu akan selamat. Hidup tanpa ajaran agama itu percuma Cu. Ibarat hidup tapi tidak punya jiwa. Banyak sekarang pejabat yang bergelar tinggi, berpendidikan tinggi tapi tidak amanah. Suka bohong dan korupsi. Hidup mereka nanti akan menderita kalau sudah meninggal. Sudah banyak bukti keluarga yang diberi nafkah dari uang haram hidupnya susah di dunia. Ada yang istrinya di bawah kabur orang, anak gadisnya hamil di luar nikah, kena penyakit yang tak ada obatnya. Itu adalah hukuman dunia dan hukuman di akhirat juga akan menanti. Jadilah orang yang jujur, baik, rajin menolong dan bertaqwa. Kak Besar ek sangat mengharap Cucu bisa menjalani hidup yang lurus. Sesuai ajaran Kanjeng Nabi besar Muhammad SAW.
Beno menngangguk perlahan mendapat nasehat dari kakek. Nasehat Kakek membuat hati Beno terasa sejuk dan damai.
Beno lalu bertanya, Kakek ini sebetulnya siapa. Kenapa ilmu agamanya dalam. Kakek lalu menjelaskan kalau dirinya dulu adalah salah satu murid Kyai Krapyak yang terkenal itu. Kakek dulu belajar ngaji sama beliau. Kyai Kyaprak itu punya qaromah. Tinggi ilmu agamanya dan penghapal Al Quran.
Kakek melanjutkan, nama lengkap guru sayai K. M. Munawir Krapyak. Putra dari KH. Abdullah Rosyad bin KH. Hasan Bashari. KH. Hasn Bashari ini adalah salah satu ajudan Pangeran Diponegoro. KH. M. Munawir Krapyak guru pertamanya menghapal Al Quran adalah bapaknya sendiri.
KH. M. Munawir Krapyak menekuni Al Quran dengan royadhah yaitu sekali khatam dalam 7 hari 7 malam selama 3 tahun, kemudian khatam dalam 3 hari 3 malam selama 3 tahun. Kemudian sekali hatam selama 3 tahun. Dan terkahir membaca Al Quran selama empat puluh hari tanpa henti hingga mulut beliau berdarah.
Selama 21 tahun KH. M. Munawir Krapyak menuntut ilmu di tanah suci dan balik ke Kauman Yogyakarta pada tahun 1909. KH. Munawir meski sudah hapal Al Quran tapi selalu menggunakan Mushaf. Kemanapun bepergian wirid alquran tetap dilakukan. KH. M. Munawir selalu memilih awal waktu untuk sholat lengkap dengan shalat sunnah rawatib. Shalat witir tunaikan 11 rakaat . Beliau sangat besar dan kuat pengagungan terhadap Al Quran. Undangan Haflah Khatamil Quran hanya disampaikan kepada yang memegang Mushaf Al Quran dalam keadaan suci dan bebas dari hadas.
Pernah kejadian. Salah satu santrinya dengan sengaja memegang Musraf Al Quran dalam keadaan hadas. Si Santri mengakui dalam kondisi hadas. Si santri dikeluarkan dari pesantren meski sudah hapal 23 juz.
Kakek meneruskan. Sebelum di Krapyak, dulu KH. Munawir melakukan dakwah di Kauman. Sekarang jadi Gedung Nasyiatul Aisyiyyah Yogyakarta. Tahun 1910 pindah ke Krapyak. Di tempat inilah dibangun pesantren dan masjid. Pengajian yang diasuh KH. Munawir ada dua bagian. Yakni bagian membaca (Bin Nadzor) dan bagian menghapal (Bil Ghoib). Saat mengajar kadang KH. M. Munawar dalam kondisi tertidur namun kalau ada santri yang salah KH. M. Munawir langsung bangun dan meluruskan si santri. KH. M. Munawir wafat bada jumat tanggal 11 Jumadil akhir tahun 1942. Makamnya ada di pemakaman Dongkelan.
Kakek ini dulu salah satu muridnya yang sudah menghapal 23 juz tapi tidak disiplin. Karena berada dalam kondisi Hadas akhirnya dipecat dari pondok. Pelanggaran Kakek dulu dalam kondisi hadas saat memegang Al Quran. Itu pantangan bagi murid murid KH. M. Munawir Kyaprak. Meski sudah menghapal 20 juz tetap di keluarkan. Kakek sangat sedih karena gagal jadi murid yang baik. Namun hukuman itu membuat kakek jadi tambah semangat belajar. Rajin membaca dan suka koleksi buku. Kakek tidak hanya baca buku agama tapi juga buku budaya , seni, sience, ekonomi, politik. Wawasannya luas.
Sejak dikeluarkan dari pesantren. Kakek tetap homat sama KH. M. Munawir Krapyak, Belajar dari pemecatan, Kakek sadar disiplin itu sangat penting. Kakek berusaha menjalankan amanah yang diajarkan kyai Kyaprak. Ternyata manfaatnya sangat bagus buat diri kita dan masyarakat.
Beno lalu bertanya ke Kakek, “Kenapa para pejabat sekarang banyak yang korup meski sudah di sumpah dengan kitab suci Al Quran.”
Kakek menjawab, “ Nah itulah pejabat jaman sekarang. Hanya ritual saja. Meski disumpah dengan Al Quran tapi tidak takut dengan Allah. Pendidikan tinggi, jabatan hebat tapi korupsi. Itu mempermainkan kitab suci. Megnhina kitab suci. Meski melakukan ibadah sholat, berhaji ke tanah suci, bayar zakat, tapi korupsi , mencuri uang rakyat itu adalah perbuatan yang sangat ditentang Allah. Karena sama saja mempermainkan isi Al Quran. Bisa jadi saat mereka di sumpah semuanya dalam kondisi hadas. Ya hanya seremonial saja. “
Beno mengangguk. Jadi harusnya bagaimana Kek. Agar pejabat yang disumpah dengan kitab suci Al Quran itu tidak menyalahgunakan jabatan, tidak korupsi dan bisa amanah melaksanakan tugas.
“Kuncinya sederhana. Menjadi seorang pemimpin itu mudah. Contolah cara Rasul. Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Meski tidak berpendidikan tinggi bahkan buta hurup tapi hatinya bersih. Nabi sangat jujur (Al Amin). Artinya apa? Pemimpin akan punya pengaruh dan kekuasaan kalau punya karakter. Nah karakter itu berisi: integritas, suka menolong, hemat, disiplin, berlaku adil, pandai beremphaty, kreatif, ulet, rajin, gigih dan tangguh. “
Kakek melanjutkan, “ Karakter itu jauh lebih berharga di banding punya gelar tinggi. Punya keterampilan tinggi tapi tidak punya karakter seperti pohon yang akarnya rapuh. Nah saat ini banyak pejabat punya gelar tinggi tinggi, keterampilan hebat tapi tidak jujur. Makanya wibawa dan pengaruhnya hilang di tengah masyarakat.”
Beno mengangguk paham. Beno sangat senang karena Kakek memberikan pengetahuan yang sangat penting. Beno janji akan memegang nasehat Kakek untuk masa depannya.
Setelah semalam suntuk berdialog dengan kakek, Beno merasa sangat ngantuk , Beno merebahkan badannya lalu tertidur.
*****
Ayam jantan bekokok tanda subuh sudah datang. Beno terbangun dari tidurnya. Ia tidak menemukan Kakek. Dan yang heran lagi kenapa Beno berada di dipan tepat di bawah pohon beringin yang berdaun rimbun. Tak jauh dari pohon beringin ada deretan kuburan Islam. Beno terkejut setengah mati. Jantungnya berdetak kencang. Bulu bulu tipis di tangannya berdiri tegak. Hii serem. Beno bangun dari dipan. Beno merinding. Ia meraih ranselnya melangkah menjauh dari area kuburan. Beno kembali ke rumah kebun tempat semula ia beristrahat sebelum jumpa dengan si Kakek. Rupanya semalam Beno berjumpa dengan mahluk astral. Tapi Kakeknya baik dan memberi nasehat yang bagus, perlahan rasa takut Beno hilang. Rasa takut justru lebih besar bila Boy mencarinya dan melakukan pembalasan. Melapor ke polisi dan menangkap Beno.
Beno tak berani keluar dari rumah kebun. Ia memilih sembunyi . Menunggu keadaan sangat sepi barulah ia bangkit mencari ikan di kali kecil dekat rumah kebun. Beno bersyukur kali kecil dekat Embung Krakpyak terdapat banyak ikan gabus. Ikan gabus mengandung protein tinggi. Seekor ikan gabus dan ubi jalar yang tersedia dekat pondok mampu memberi energi tambahan kepada Beno. Tak sia sia Beno digembeleng Neneknya tentang survive. Kini ia betuk betul mempraktekannya.
Malam malam berikutnya Beno sudah kebal dengan kondisi rumah kebun yang sunyi. Si Kakek juga tidak pernah lagi datang menemuinya. Beno tidak terlalu takut dengan hantu dan mahuk halus. Sejak kecil Beno diajari pikiran positif. Beno mulai merancang perjalanan mencari ayahnya. Meski sejak kecil Beno tidak bersama Bapak, tapi Beno banyak mendapat informasi dari tetangga kalau Bapaknya. Sebetulnya sangat sayang sama Beno, hanya saja Bapaknya Beno tak berani bertemu karena takut pernah diusir Sumiatun ibunya Beno.
Beberapa kali Agus, Bapaknya Beno berupaya secara diam diam menanyakan kabar ke tetangga Sumi bagaimana keadaan Beno anak semata wayang Agus. Berbekal informasi yang Beno dapatkan dari oran lain, Beno masih punya harapan kalau Bapaknya sangat meyanyanginya. Tidak seperti ibunya yang merantau dan tak mau mengakui Beno sebagai anak.
Rasa cinta Beno kepada Bapaknya kini makin kuat. Beno punya semangat besar untuk mencarinya dimanapun Bapaknya berada. Beno beruntung masih memiliki foto Bapaknya. Beno mengambil foto tersebut dari album foto lama. Semoga setelah hampir tujuh tahun wajah Bapaknya tidak mengalami perubahan .
Ada semangat yang menjalar di jiwa Beno. Dia sangat yakin kalau suatu saat nanti akan berjumpa dengan Ayahnya.
Hari ketiga di rumah kebun membuat Beno Bosan. Beno tak bisa kemana mana. Ia banyak bersembunyi di pondok karena takut ada keluarga Boy yang mencarinya. Beno takut Boy balas dendam dan melaporkan ke polisi.
Beno selalu hati hati saat keuar rumah kebun saat mencari ubi jalar atau pepaya untuk di makan. Berbekal Ubi jalar dan peppaya yang banyak tumbuh di kebun, Beno tak perlu mengeluarkan uang sama sekali untuk membeli bahan makanan. Tanah di sekitar Embung Kapryak cukup subur. Beno bersyukur.
Hari ketiga beno memutuskan akan melanjutkan perjalanan ke arah Muntilan. Beno pernah mendengar kalau Bapaknya dulu bekerja di salah satu Gudang Logistik makanan di sana. Beno menuruni tangga Rumah kebun. Melangkah hati hati di tengah tengah semak, berjalan perlahan sembari matanya menoleh ke kiri dan ke kanan, takut berjumpa keluarga Boy.
Belum sempat Beno melangkah jauh meninggalkan Rumah kebun telinga Beno mendengar suara motor Honda GL pro. Beno sangat familiar dengan suara motor itu. Ya tak salah lagi suara motor itu sering di pakai Pak Dudun anggota Babinsa Desa. Beno ketakutan. Jangan jangan kelurga Boy lapor ke Koramil untuk menangkapnya. Beno mempercepat langkah kakinya. Ia bergegas menuju arah jalan raya. Beruntung motor GL Pro tersebut berbelok arah. Beno merasa lega.
Beno akhirnya tiba di pinggir jalan Utama Kabupaten. Beno menumpang mobil pengangukut pasir yang mengarah ke Muntilan. Ada supir yang berbaik hati dan mempersilahkan Beno ikut naik ke mobil. Beno naik di Bak belakang, duduk di atas pasir yang masih basah sambil memeluk ranselnya. Batin Beno senang, yee akhirnya aku benar benar bebas. Angin menerbangkan rambutnya. Dari jauh gunung Merapi dengan kokohnya mengeluarkan abu vulkanik yang tipis.
Bersambung.
Beno dan Nenek (Part 7)
07 Mei 2021 Tinggalkan komentar
in cerpen
Cerita Fiksi
Sumi berdiri di depan jendela kamar. Matanya melihat pohon kelapa yang tumbuh berderet di pematang sawah. Hujan gerimis. Permukaan tanah basah. Rumput hijau enak dipandang. Sumi bisa merasakan udara sore yang begitu segar. Aroma bunga yang tumbuh subur membuat Sumi merasa nyaman. Ingatan Sumi melayang ke Batam kala bertemu Heru. Pertemuan yang tak di sengaja gara gara Sumi kehilangan KTP saat Sumi mengurus administrasi pembelian rumah. Kala Heru menemukan KTP Sumi menjadi momentum kisah kasih Sumi dan Heru .
Sejak Heru menemukan KTP Sumi terjadi perkenalan yang berkesan. Perlahan terjadi perubahan pada diri Sumi. Sumi mulai senang berdandan. Menggunakan pakaian terbaik. Itu semua gara gara perhatian yang tak henti hentinya Heru berikan. Heru rajin mengantar Sumi kemana pun Sumi Mau. Heru selalu berada di samping Sumi. Seperti perangko dan lem. Perhatian yang diberikan Heru membuat Sumi Nyaman. Heru adalah pejuang cinta yang mampu menaklukkan hati Sumi yang telah lama beku.
Wanita mana yang tidak luluh hatinya bila di beri banyak bantuan, perhatian dan hadiah hadiah menarik. Heru pantang mundur sebelum cintanya di terima. Perhatian yang diberikan Heru sangat tulus. Heru membuat Sumi menjadi wanita yang sangat istimewa.
Sumi adalah type wanita yang suka diperhatikan. Type wanita yang ingin diistimewakan. Sumi menemukan type itu pada sosok Heru. Sumi merasa sangat bahagia karena Sumi selalu dinomorsatukan. Heru adalah pria yang ingin selalu berada di lingkungan Sumi.
Suatu hari Heru datang bertamu ke dormitory Sumi. Saat bersamaan ada pria lain yang bertamu. Pria tersebut masih adek kelas Sumi dulu di sekolah. Dan masih ada hubungan kerabat. Pria itu baru tiba dari kampung. Ikut program AKAD (Antar Kerja Antar Daerah) Disnaker Kulonprogo. Masih junior dan belum banyak pengalaman. Pria tersebut usianya di bawah Sumi. Pria tersebut datang ke dormitory untuk bersilaturahmi.
Pria muda itu masih polos, duduk di bangku beton depan dormitory. Sumi memberikan suguhan kue kue kering dan segelas teh panas manis.
Heru yang datang belakangan cemburu. Ekspresi wajah Heru agak merah. Nafas Heru berdetak kencang. Heru yang merasa sudah memiliki Sumi tak terima. Heru tak jadi bertamu. Heru balik kanan. Tanpa memberi kesempatan kepada Sumi untuk menjelaskan siapa sosok pria muda di depannya. Heru menuruni tangga dormitory. Melangkah ke parkiran motor. Heru langsung meraih motornya, menghidupkan mesin. Tak menoleh ke arah Sumi. Heru tancap gas. Menghilang dari gelapnya malam dormitory. Sumi geleng geleng kepala dengan sikap bodoh Heru yang sangat posesif. Sumi mengambil nafas pelan sembari mempersilahkan tamunya tetap santai.
Heru balik ke rumahnya. Ia tak semangat. Ia merasa diduakan. Telpon Sumi tak diangkatnya. Sumi mengirim pesan lewat whatsaap. Sumi menjelaskan kalau cowok yang ditemui itu bukan cowok Sumi. Dan, Heru akhirnya menyesal karena terlalu cemburu. Hati Heru merasa kembali plong. Senang karena ternyata tak ada cowok lain yang ada di hati Sumi selain dirinya. Heru sadar kalau dirinya terlalu possesif. Heru tak mau ada cowok lain yang dekat pada Sumi.
Heru tak pernah bosan menemui Sumi. Setiap pulang kerja Heru berusaha mampir ke dormitory Sumi. Kadang kadang hanya datang membawa makanan dan minuman untuk Sumi. Martabak, Roti bakar, Deang Tea, Sate. Adalah makanan yang sering Heru bawakan untuk Sumi. Kadang kadang Heru pesankan makanan melalu gofood. Sumi kadang tak menyangka, tiba tiba ada Abang gojek yang mengantar makanan sudah sampai ke dormitory Sumi. Kejutan itu membuat Sumi luluh. Perhatian itu mebuat Sumi makin sayang dan cinta. Heru juga sangat rajin mengabari Sumi. Hampir tiap hari Heru menghubunginya melalui handphone. Menanyakan kabar Sumi. Mengingatkan Sumi untuk selalu jaga kesehatan.
Rasanya Sumi adalah wanita paling bahagia di dunia ini. Perhatian yang diberikan Heru membuatnya menjadi wanita sempurna. Sumi pun rajin melakukan perawatan diri. Setiap tiga bulan sekali ke salon melakukan perawatan wajah, perawatan rambut, perawatan kulit dan kuku.
Sumi sadar wajahnya yang cantik akan semakin lengkap bila dikombinasi dengan badan yang bersih dan sehat. Dulu uanganya selalu dikirim penuh untuk Ibunya dan Beno di kampung halaman. Sejak kenal Heru uang bulanan buat ibu dan Beno pun berkurang. Malah kadang tidak ngirim sama sekali. Cinta membuat Sumi melakukan perawatan maksimal. Resikonya butuh anggaran yang tidak sedikit. Sumi tahu betul kalau para lelaki itu jatuh cinta dari mata (visual). Sedangkan wanita jatuh cinta dari kuping (audio) karena wanita suka kalau di dengarkan.
Sumi tidak merasa rugi mengeluarkan anggaran untuk perawatan. Demi sang kekasih Sumi siap melakukan itu semua. Perawatan standar setiap hari yang wajib dialakukan Sumi adalah perawatan kulit.
Sumi rutin melakukan perawatan kulit dengan membersihkan dan melembapkannya. Kegiatan ini rutin pada malam hari sebelum tidur. Pakai air bersih secukupnya dan pembersih yang sesuai kondisi kulit. Setelah itu Sumi keringkan dengan handuk lembut. Sumi menepuk nepuk perlahan permuakaan wajahnya. Setelah pembersihan wajah dilanjutkan dengan memberikan toner untuk menghilangkan sisa sisa sabun, minyak, kotoran yang tersisa di wajah. Sumi kemudian menggunakan pelembab agar kulitnya terhidrasi dengan baik.
Kadang kadang Sumi membersihkan kulitnya dengan eksfoliasi secara teratur. Eksfoliasi adalah sebuah tindakan atau proses pengangkatan sel sel kulit mati. Porses ini rutin Sumi lakukan agar kulitnya tidak hanya bersih tapi juga bercahaya. Tekstur kulit jadi halus, juga mampu meningkatan penyerapan produk perawatan kulit dan mencerahkan kulit.
Sumi juga melakukan perawatan kulit dengan formulasi khusus untuk meningkatkan microbiome kulit yang mengandung pra dan probiotik. Tujuannya menjaga kelembapan kulit sepanjang hari.
Saat Sumi melakukan kegiatan outdoor Sumi melindungi kulitnya dengan menggunakan suncreen berbasis mineral dengan SPF 30. Sejak jatuh hati dengan Heru, Sumi mengubah pola makanan. Sumi rajin mengkonsumi makanan sehat, seperti buah dan sayuran yang mengandung vitamin C. Sumi tahu kalau Vitamin C bekerja pada semua jenis kulit untuk meratakan dan mencerahkan warna kulit. Berfungsi memudarkan hiperpigmentasi , melindungi kulit dari paparan lingkunagn, pencemaran warna kulit. Vitamin juga meningkatkan produksi kolagen dan elastin.
Selain menjaga kulit dengan menghindari paparan sinar matahari, Sumi rajin minum air putih. Ada artikel yang Sumi pernah baca, kalau kurang minum air putih dapat menyebabkan dehidrasi. Bila terjadi dehidrasi dapat mengganggu sistem metabolisme. Kulit dehidrasi dapat memicu kulit kering, keriput dan jerawat. Sumi teratur minum air putih 1,5 hingga 2 liter per hari demi menjaga kesehatan kulitnya.
****
Heru gelisah. Ia tak bisa tenang sejak balik dari Rumah Sumi. Ia mencoba mengambil sebatang rokok Malboro. Padahal selama ini Heru bukan lelaki yang suka merokok. Hari itu ia merasa berantakan. Rencana awal untuk silaturahmi dan menyampaikan maksud baik untuk melamar Sumi jadi kacau. Heru mematikan rokok yang baru saja diisapnya. Matanya memandang ke luar jendela Wisma Lentera Kasih Kalibawang. Ia memandang bangunan Bendungan Ancol yang kokoh. Kenapa justru kacau begini ya Tuhan. Kenapa aku cemburu dan posesif ya Tuhan. Heru berbicara dengan dirinya sendiri.
Padahal dulu Heru sudah pernah melakukan konsultasi dengan seorang Psikolog di Rumah Sakit Awal Bros Batam mengatasi rasa cemburunya yang berlebihan. Heru melakukan konsultasi sebanyak tiga kali hingga bisa terbebas dari sikap posesifnya.
Ingatan Heru melayang ke masa lalu saat kehilangan anak dan istrinya. Heru sangat posesif ketika itu. Ia selalu menjaga istrinya yang sedang hamil enam bulan. Perhatian dan perlindungan melekat dilakukan Heru kepada istrinya. Ketika itu Heru tak mau istrinya bermain ponsel. Ia tak mau kalau ada lelaki lain yang menggodanya atau menjadi kawan chat istrinya. Istri Heru hanya di rumah. Tak boleh keluar tanpa ijin darinya. Sejak menikah dengan Heru, istrinya diminta resign dari kantor. Heru merasa penghasilannya cukup untuk menghidupi istrinya.
Heru juga menyadap nomor whatsapp istrinya. Setiap pulang kerja Heru selalu membuka Handphone istri. Mengecek massenger handphone istrinya, Heru tak mau ada pesan dari lelaki lain. Istrinya tak nyaman dengan sikap Heru yang super posesif. Istrinya seolah merasa di penjara. Tapi Istri Heru tak bisa melawan. Istri Heru berusaha patuh.
Istri Heru suatu hari lupa menghapus chat di massenger dari mantan kekasihnya. Istri Heru mendapat ucapan selamat ulang tahun dan ucapan doa agar tetap sehat dan panjang umur. Hanya itu, tapi cemburu Heru meledak ketika menemukan pesan dari mantan istrinya. Heru diam tak mau bicara dengan istrinya beberapa hari lamanya. Kondisi itu membuat Istri Heru tertekan. Hidup bagai dipenjara. Istri Heru merasa tidak dipercaya. Itu menyakitkan. Istri Heru makin bosan di rumah. Hanya di kamar, dapur, ruang tamu dan sekitar pekarangan rumah. Tak boleh kemana mana . Yang paling kesel Heru mendiamkannya. Perasaan batin istri Heru makin menumpuk. Ia butuh untuk bicara tapi tidak diladeni. Istri Heru Seperti patung.
Istri Heru sering menangis. Ia tak kuasa melawan. Ia sedang mengandung anak pertama. Sudah tidak bekerja di Perusahaan jasa keuangan. Semua keperluan di tanggung Heru. Meski finansial lumayan baik, di satu sisi Istri Heru ingin merdeka. Kondisi itu membuat tekanan darah rendah istri Heru kambuh. Saat melangkah ke kamar mandi, Istri Heru terpeleset. Pingsan. Istri Heru mengalami pendarahan. Heru membawa istrinya ke Rumah Sakit Awal Bross Batam. Tapi tidak bertahan lama. Istri Heru meninggal bersama bayi yang di kandungnya. Heru menangis mengingat masa pahit tersebut. Air matanya meleleh mengingat masa lalunya yang menyakitkan.
Kini ia kembali menghadapi masalah. Heru cemburu ke Sumi karena Sumi ternyata sudah pernah menikah dan sudah punya satu orang Anak. Heru berusaha melawan sikap posesifnya. Ia tak mau posesif seperti dulu lagi. Ia tak mau kehilangan yang kedua kalinya. Heru mengambil satu batang rokok dan membakarnya lalu mengisapnya. Rokok itu menjadi terapi dadakan guna meredam sikap posesif Heru.
Heru selalu ingat masukan dari Riko Jayasaputra , S.Psi. M. Psi Psikolog andalan Rumah Sakit Awal Bross Batam saat Heru melakukan therapy beberapa tahun lalu. Kata kata yang selalu diingat Heru adalah, “ Ketika kamu mencari yang sempurna kamu akan kehilangan yang terbaik dan ketika kamu sudah kehilangan yang terbaik kamu akan sadar bahwa dunia ini tidak ada yang sempurna.”
Kalimat itu kembali menyadarkan Heru agar terbebas dari sikap posesinya yang berlebihan. Baiklah, aku harus bejalar melindungi Sumi dan tidak mengekangnya. Heru mengepalkan tangannya. Heru mematikan rokoknya. Heru lalu melangkah ke makar mandi, menganbil air untuk berwudhu dan melaksanakan sholat Isya. Setelah itu hatinya terasa tenang.
****
Sumi sudah dandan. Ia menikmati sarapan pagi, nasi goreng telur dan teh manis panas. Ia akan mencari Beno berdua Ibunya. Sumi menyusun rencana pencarian. Langkah pertama adalah ke kantor Desa melapor kalau Beno anaknya kabur dari rumah. Setelah itu Sumi akan ke kantor Polisi minta bantuan mencari Beno. Sumi membawa foto Beno agar mudah dikenali Polisi.
Sumi memakai baju kotak kotak biru lengan panang. Celana Jeans warna biru. Sebelum berangkat ke kantor Desa, Sumi menemui Pamannya. Pinjam Motor Paman. Setelah dapat kunci motor, STNK Motor, Sumi ke warung membeli bensin botolan. Lalu balik ke rumah menjemput ibunya.
Pikiran dan hati Sumi hanya pada Beno. Ia sangat kuatir terjadi apa apa terhadap Beno anak semata wayangnya. Sumi takut Beno jadi anak jalanan. Banyak sudah kasus anak yang tidak mendapatkan kebahagiaan di rumah memilih jalanan sebagai tempat hidupnya. Berpindah dari rumah kosong ke rumah kosong. Menjadi pengamen untuk beli makan. Mengisap lem aibon untuk menghilangkan beban hidup. Jangan sampai terjadi seperti itu ya Tuhan, kata batin Sumi sambil mendongak ke arah langit.
Sumi sudah naik ke jok motor Honda Revo. Jempol Sumi menekan tombol star. Sumi mengecek posisi lampu sein, dan kaca spion. Tiba tiba Heru datang. Heru numpang ojek pangkalan. Heru menyetop Sumi dan minta berhenti. Heru mengajak Sumi bicara sebelum berangkat mencari Beno.
Sumi mematikan mesin. Kemudian mengajak Heru ke teras rumah ibunya yang sederhana. Sumi berpikir mungkin Heru akan pamit balik ke Batam dan melupakan rencana untuk melamarnya.
Sumi sudah pasrah. Ia tak mau anak yang pernah di tinggal merantau jadi rusak gara gara sikapnya. Sumi sudah mempertimbangkan baik baik. Ia harus memlih satu diantara dua pilihan yang sama sama penting. Sumi memilih untuk merawat dan membesarkan Beno meski jadi single parent. Toh masih ada Neneknya Beno yang selalu menjadi penyemangat hidupnya. Jodoh masih bisa di cari tapi hubungan Ibu dengan anak tidak bisa di wakilkan. Tugas utama seorang Ibu adalah merawat anak anaknya. Melimpahkan kasih sayang yang melimpah, adalah tugas mulia seorang Ibu.
Sumi mempersilahkan Heru duduk di kursi kayu yang ada di teras rumah. Neneknya Beno masuk ke dapur mengambil teh panas manis.
Heru meraih tangan Sumi. Sumi kaget kenapa Heru meraih tangannya penuh sayang.
“Maafkan sikap saya kemarin yang terlalu posesif dan cemburuan. Saya janji tidak akan bersikap bodoh lagi. Saya tak mau kehilangan dirimu. Saya akan ikut mencari Beno bersama. Saya akan menunda kepulangan ke Batam dan minta ijin agar cuti saya diperpanjang. Saya bisa merasakan apa yang dirasakan Beno, “ kata Heru.
Sumi terharu. Air mata Sumi berkaca kaca. Sumi beranjak dari kursi lalu memeluk Heru. Heru membelai rambut Sumi. Neneknya Beno yang datang dari dapur meletakkan teh panas manis ke meja. Nenek ikut senang.
Bersambung
Komentar Terbaru